Sanur, DenPost
Stunting merupakan kondisi tubuh anak yang berkembang tidak sempurna, yakni tubuh pendek yang mengacu kepada standar baku WHO. Di Bali, kampanye mengantisipasi stunting juga terus digencarkan. Demikian dikatakan Direktur Umum Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM), dr. Gede Bagus Darmayasa, saat diwawancarai Senin (13/1). “Kami berharap masyararakat mengenali gejala stunting sejak dini,” imbaunya.
Ia menerangkan, terdapat enam ciri-ciri anak yang mengalami stunting. Pertama, periode pubertas cenderung terlambat. Kedua, performa buruk terhadap tes perhatian dan memori belajar. Ketiga, pertumbuhan gigi anak cenderung lambat. Keempat, pada usia 8-10 tahun, anak umumnya berubah pendiam dan jarang berinteraksi. Terhadap gejala ini, dapat dikenali melalui keengganan anak berinteraksi mata dan pasif bergaul.
Kelima, pertumbuhan secara fisik cenderung lambat. Meliputi pertumbuhan tinggi badan dan kemampuan gerak anggota tubuh. Keenam, wajah anak tampak lebih muda daripada usianya.
“Stunting disebabkan banyak faktor, misalnya kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, dan stimulasi tak memadai. Ini bisa dicegah dengan mencukupi kebutuhan gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan, dan dampingi dengan ASI,” pungkasnya. (wir)