Pemecutan, DenPost
Fenomena kemunculan kerajaan baru beserta raja dan pengikutnya di sejumlah wilayah di Indonesia dianggap hal yang biasa bagi panglingsir Puri Pamecutan, Ida Cokorda Pemecutan XI. Menurut pria yang bernama Anak Agung Ngurah Manik Parasara ini, fenomena itu menurutnya merupakan ungkapan kerinduan pelaku terhadap masa kejayaan leluhur di masa lampau. Sebelum kemunculan kerajaan baru, ia mengatakan juga ada kemunculan republik baru.
Ia menegaskan, sekarang yang terpenting adalah bagaimana budi pekerti dalam kehidupan. Sebab sosok raja dapat dilihat dari darah, trah dan sejarahnya. Ia juga mengimbau seluruh raja di Nusantara jangan bernostalgia terlalu tinggi. Sebab masyarakat Indonesia sudah bersepakat NKRI harga mati. “Sebelumnya juga naik fenomena republik baru. Tidak diterima, sekarang kerajaan,” ucapnya ketika ditemui wartawan, Sabtu (18/1), di kediamannya Puri Pemecutan, Denpasar.
Kata dia, kerinduan tersebut karena baik orang Bali, Jawa, Sumatera maupun daerah lainnya semua memiliki trah kerajaan. Misalnya, kata dia, dulu kakeknya menjadi wedana atau punggawa sedangkan sekarang keturunannya menjadi penjual kerupuk. Menurutnya boleh saja mengaku raja, asalkan tidak untuk menipu. “Saya tidak menyalahkan mereka seperti itu. Banyak juga ada kerajaan-kerajaan seperti itu di Bali, dia ingin menjadi raja. Punya uang sedikit ingin jadi raja,” pungkasnya. (wir)