Pemecutan Kelod, DenPost
Keberadaan jaring sampah permanen yang dibuat Balai Jalan Nasional, di Tukad Teba, Banjar Abiantimbul, Pemecutan Kelod, dikeluhkan warga. Termasuk para petani Subak Margaya, yang kesulitan air, karena saluran air tersumbat sampah.
Selain itu, jaring permanen yang terbuat dari besi juga tidak berfungsi dengan baik, sehingga memicu luapan air. Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja, Jumat (24/1), membenarkan endapan sampah hambat aliran air. Menurutnya, hal ini sering dikeluhkan masyarakat, khususnya pada musim penghujan.
Jaring dengan kedalaman sekitar 3 meter dan lebar 7 meter tersebut, sebelumnya dibuat untuk menampung sampah agar tidak hanyut ke hilir. Setelah tertampung petugas yang berjaga akan membersihkannya secara manual. Selain itu, pada musim kemarau air sulit mengalir, sehingga dikeluhkan petani Subak Margaya.
‘’Namun adanya jaring tersebut malah menimbulkan masalah baru bagi warga Banjar Abiantimbul. Sebab, sampah yang tersangkut hanya dibersihkan di permukaannya saja. Pengendapan sampah dan lumpur di dasar jaring tidak terdeteksi oleh petugas. Pengendapan tersebut membuat air tidak bisa mengalir dengan baik, sehingga menimbulkan luapan yang dapat menggenangi wilayah Banjar Abiantimbul,’’ ujar politisi Partai Golkar itu. (kar)