Tonja, DenPost
Menyusul sikap Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang menolak rencana pembangunan jembatan selat Bali, sikap serupa juga tegaskan Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Bali, Prof. IGN. Sudiana. Minggu (26/1), dia mengatakan bahwa PHDI sebagai lembaga umat tertinggi, tidak memberi toleransi terhadap rencana pembangunan jembatan tersebut. Penolakan tersebut berdasarkan unsur mitologi yakni bhisama Ida Mpu Sidhimantra.
“Dalam bhisama itu dikatakan Nusa Jawa Jayeng Satru Nusa Bali Stananing Hyang. Ayua Angatepakan Nusa Jawa Lawan Bali, Wusak Ikang Stananing Hyang. Artinya Pulau Jawa pulau pemerintahan dan Pulau Bali stananya para dewata. Jangan sekali-kali menyambung Pulau Jawa dengan Bali, sebab akan rusaknya Pulau Bali,” terangnya. Dalam bhisama, kata Sudiana, wacana tersebut telah diingatkan sejak ribuan tahun silam, bahkan ada pasti (kutukan) bagi yang melanggar.
“Bhisama ini adalah keyakinan masyarakat Bali sehingga PHDI dan masyarakat Bali wajib mengamankan bhisama ini, agar Bali tidak hancur sebagaimana isi bhisama. Oleh karena itu PHDI menolak pembangunan jembatan Jawa Bali,” ungkapnya. Ia menambahkan, sikap penolakan tersebut juga berkorelasi dengan visi Pemerintahan Provinsi Bali, Nangun Sat Kertih Loka Bali khususnya samudra kertih, jagat kertih dan Jana kertih. (wir)
Posting ini diterbitkan pada Minggu, 26 Januari 2020 22:20
Lihat Komentar (3)
Saya juga sangat tidak setuju adanya jembatan penghubung pulau Jawa dgn Bali.Karena akan merusak, merubah tatanan Budaya kita.
Saya sangat tidak setuju atas pembangunan jembatan selat bali,itu bisa menghabiskan duit aja,,lebih baik perbaiki jalan yg ad di bali biar mulus🙏🙏🙏👍
Tiang sangat mendukung keputusan Bapak Wakil Bupati Jembrana dan Ketua PHDI Bali.... ngiring semeton sareng sami selamatkan pulau Bali yg kuta cintai ini