Renon, DenPost
Ramalan situasi politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) di enam kabupaten/ kota di Bali tahun 2020 muncul dari peramal asal Solo, Rara. Peramal yang juga dikenal sebagai pawang hujan ini memprediksikan bahwa situasi pilkada tahun 2020 rawan ricuh, bahkan hingga adu fisik. Prediksi itu ia peroleh dari metode Tarot yang dikombinasikan kartu Oracle, pada Purnama, Sabtu (8/2/2020) di kawasan Renon, Denpasar.
- “Akan ada banyak pertengkaran di Bali, perdebatan, terutama menjelang pilkada di enam kabupaen/kota. Beberapa calon incumbent ada yang jadi lagi.
Ada juga beberapa calon yang merasa seharusnya dapat rekomendasi partai besar, tapi nggak dapat.Itu yang memicu perselisihan,” tegas wanita yang menekuni dunia spiritual Hindu Kejawen ini.
Rara menambahkan perselisihan itu cenderung terjadi di internal partai besar.
Bagi pemilik nama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari ini, perselisihan itu juga dipicu kebijakan dewan pengurus pusat partai yang tidak sejalan dengan dewan pengurus faerah, yang berkorelasi dengan pecahnya dukungan suara. “Yang akan seru lebih ke internal partai, baik partai merah, kuning, biru dan hijau. Bahkan ada kekurangsinkronan kebijakan terkait pilkada, antara DPP dan DPC tida sinkron,” imbuhnya.
Kondisi internal beberapa partai dalam Pilkada 2020 ini juga diprediksi memanas, terutama menjelang pemilihan. Bahkan, berlanjut hingga ranah hukum.
Untuk mencegah terjadinya keributan, Rara berpesan agar masing-masing calon maupun pendukungnya menerima. “Harus ada penerimaan, semua pihak harus Legowo. Siapa pun dapat rekomendasi harus diterima. Jangan sampai ada perang saudara antar semeton,” pungkas Rara. (wir)