Kuta, DenPost
PT Mowilex Indonesia berupaya merawat komitmen dalam mendukung terjaganya lingkungan asri. Perusahaan cat yang berdiri sejak tahun 1970 itu berupaya meninggalkan kemasan plastik, kemudian menggantinya dengan kemasan kaleng. Komitmen itu disuarakan Chief Marketing Officer Mowilex, Anna Yesito Wibowo. Kata dia, Mowilex akan mengurangi kemasan plastik hingga 80 persen secara bertahap delapan tahun ke depan.
“Kami ingin jadi perusahaan beretika dengan mengurangi jumlah plastik 80 persen pada delapan tahun ke depan,” ujarnya, belum lama ini di Kuta Badung.
Selain komitmen itu, pihaknya rutin menggelar kegiatan bermanfaat bagi lingkungan seperti penanaman 5.000 bibit mangrove (bakau) di muara Tukad Mati, Patasari, Kuta, Badung. Kegiatan ini digelar sekaligus memaknai ulang tahun ke-50 PT Mowilex Indonesia yang bekerja sama dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening, Patasari.
Kegiatan ini disambut baik Direktorat Kemitraan Lingkungan, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hal itu dikatakan Sub. Direktorat Bina Cinta Alam, Hasnawir, Ph.D., saat membuka kegiatan. Kata dia, secara nasional, kualitas dan kuantitas mangrove di Bali cukup baik. Meski begitu, Bali tetap butuh penenanaman mangrove karena punya kawasan perairan cukup luas. “Manfaatnya besar, mewaspadai erosi dan abrasi, membantu penyerapan kandungan karbon serta bisa dimanfaatkan sebagai kawasan wisata,” terangnya.
Dipilihnya muara Tukad Mati, Patasari, merupakan apresiasi kepada nelayan Patasari yang meraih penghargaan Kalpataru tahun 2019. Kolaborasi ini diharapkan memotivasi nelayan yang selama ini eksis melakukan restorasi sungai dan mangrove. “Pelestarian ini tidak saja berkolaborasi dengan pemda, namun bekerja sama dengan perusahaan swasta,” tega Nashawir. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja juga berbahagia terhadap gerakan pelestarian ini. Dia berpesan agar gerakan ini berkesinambungan, sebab selama ini gerakan penanaman mangrove hanya bergairah saat penanaman. “Tidak masalah tanam sedikit, misalnya 2.000 saja, tapi ditanam, dipelihara, dan tumbuh,” tandasnya. (a/wiradana)