
Kutsel, DenPost
Selain memperketat penjagaan di perbatasan Tanjung Benoa, Desa Adat bersama Tim Satgas Gotong Royong covid-19 juga menjaga ketat dermaga sisi utara tempat kapal nelayan merapat. Bahkan, ABK yang datang dari melaut diminta tidak turun dari kapal. Sedangkan untuk keperluan logistik mereka diantarkan ke kapal.
Hal ini diungkapkan Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya, Minggu (12/4). Dikatakannya, larangan ini sebagai antisipasi pencegahan covid-19. Di mana Satgas dan Pecalang Panca Bhineka bersama unsur kepolisian memantau dan menjaga di kawasan tersebut. Sebab para ABK ini tidak tahu singgah di mana saja selama berlayar, sehingga dipandang perlu dilakukan pencegahan.
“Kalau hari biasa tidak apa mereka mendarat, tetapi ini kan situasinya lagi menangkal masuknya covid 19. Apalagi manusia perahu ini kan bisa singgah di mana saja, sehingga semua harus diantisipasi,” ujar Bendesa yang juga anggota DPRD Badung.
Selain penjagaan di kawasan pesisir, pihaknya juga memperketat pintu masuk di perbatasan masuk ke Tanjung Benoa. Langkah ini juga sebagai upaya mempertahankan Tanjung Benoa sebagai zona hijau covid-19.
Imbauan ABK agar tidak turun dari kapal juga dibenarkan Camat Kutsel, Ketut Gede Arta. Menurutnya, imbauan terhadap nelayan atau ABK untuk tidak turun dari kapal sudah berjalan sejak Rabu (8/4) lalu. (113)