Dipertanyakan Warga, PMI Asal Bangli Pindah Karantina

PINDAH - Para asal Bangli harus pindah tempat karantina dari Legian, Kuta, Minggu (19/4/2020). (DenPost/ist)

Bangli, DenPost
Bak pengembara, nasib pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bangli harus berpindah-pindah tempat untuk tidur (karantina). Untuk kedua kalinya, ke-120 PMI itu terpaksa harus pindah tempat. Hal ini menyusul keluhan warga Desa Adat Legian, Kuta, lantaran PMI Bangli ini ditempatkan di salah satu hotel di wilayah itu. Pada intinya mereka mempertanyakan penempatan PMI itu yang tanpa koordinasi dengan desa setempat. Para PMI Bangli diminta pindah ke tempat lain pada Minggu (19/4/2020).

Jubir Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayasa membenarkan kondisi tersebut. Menurut dia, Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Bangli yang diketuai Bupati Bangli Made Gianyar melakukan upaya agar seluruh PMI itu bisa menjalani karantina. Satu surat permakluman ditujukan ke Desa Adat Legian sempat dibuat sebagai upaya agar PMI Bangli tetap diizinkan dikarantina di wilayah itu.
Namun menjelang Minggu sore tepatnya pukul 15.58, surat tersebut urung diserahkan. Pasalnya pihak manajemen hotel yang dijadikan tempat karantina tiba-tiba memilih menolak menggunakan hotelnya sebagai tempat karantina kembali. “Mungkin biar tak ada masalah lagi, sehingga manajemen hotel minta supaya kami pindah mencari tempat lain. Ya kami maklum juga, karena waktu awal, kami tanpa koordinasi dengan pihak desa. Kami saat itu langsung bawa PMI ke hotel di Legian,” tegas Dirgayasa.

Sebagai gantinya, semua PMI asal Bangli itu terpaksa kembali pindah tempat karantina. Menurut mantan Camat Kintamani ini, semua PMI dievakuasi ke salah satu hotel ternama di kawasan Kuta juga.

“Masih di wilayah Kuta, hanya beda kewilayahan dengan Legian. Desa adatnya kan beda,” sebut Dirgayasa.
Kepastian pindah ini masih menunggu hasil pertemuan antara Bupati Bangli dengan bendesa adat di Kuta. “Kami sudah di Kuta dan sedang menunggu Pak Bupati (Made Gianyar) datang untuk bertemu dengan bendesa di Kuta.
Sejatinya pihak desa adat sudah wellcome, dan ini hanya formalitas. Jadi saya pastikan bahwa PMI kami pindah,” tandasnya. (antarini)

3 KOMENTAR

  1. sabar saudaraku … utk mencari tingkat kebaikan pasti melewati cobaan
    dan di Bali kita yakini ada hukum karma, suatu saat jika mereka yg menolak terkena musibah diperlakukan tdk baik bgmn perasaannya ?

  2. Ketakutan kolektif yang berlebihan, ketidakmampuan memahami karakteristik wabah dengan tepat plus arogansi yang tidak pantas. Ini akan menjadi rekam jejak negatif bagi desa adat ybs sekaligus memicu fanatik kedaerahan yang balas membalas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini