Mangupura, DenPost
Menindaklanjuti surat dari Majelis Desa Adat Provinsi Bali mengenai upacara pada Tilem Kedasa, Rabu (22/4), Krama Desa Adat Blahkiuh pada Kamis (23/4) melanjutkan dengan ngeneng (diam di rumah). Ngeneng ini juga dimaksudkan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona di kawasan Blahkiuh, Abiansemal, Badung. Ngeneng ini dilaksanakan sejak pagi hari dan berakhir pada Jumat (24/4).
Sekretaris Desa Adat Blahkiuh, Wayan Sandiyasa, didampingi Ketua Pecalang Wayan Suparta mengatakan, ngeneng ini bagian dari kebijakan Desa Adat Blahkiuh untuk memutus mata rantai wabah virus corona. “Ngeneng ini adalah kegiatan tinggal di rumah bukan upacara nyepi atau sipeng. Masyarakat Desa Adat Blahkiuh diimbau untuk tinggal di rumah saja. Untuk pelayanan publik seperti bank, LPD serta jalan yang ada di kawasan Desa Adat Blahkiuh tetap kami buka. Yang tutup hanya pasar, toko dan warung selama sehari,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, tidak ada sanksi khusus untuk mereka yang melanggar kegiatan ini namun krama adat sangat mematuhi kebijakan yang telah dilakukan tersebut. “Masyarakat mengerti apa yang telah diimbau oleh pihak Desa Adat dan mematuhi imbauan ini. Untuk penjagaan, kami melibatkan para pecalang desa adat yang berjaga keliling di wewidangan Desa Adat Blahkiuh,” paparnya.
Hal senada juga dikatakan Bendesa Adat Blahkiuh, Ida Bagus Bajra. “Kita tidak melaksanakan sipeng hanya melaksanakan ngeneng saja. Ngeneng atau tinggal di rumah dilaksanakan untuk krama Desa Adat Blahkiuh saja. Sebelumnya kegiatan ini sudah kami sosialisasikan kepada warga, dan tidak ada masalah,” pungkasnya. (115)
