Semarapura, DenPost
Sebagian warga Nusa Penida, Klungkung ternyata tidak terlalu larut dengan adanya pandemi Covid-19. Mereka tetap bercocok tanam di tengah situasi pariwisata terpuruk. Seperti yang dilakukan petani di Desa Batumadeg, Batukandik, Sekartaji dan Desa Klumpu. Mereka masih bersemangat menggarap lahan pertanian. Bahkan sebagian petani mulai melakukan panen jagung di tengah pandemi virus corona.
Seperti yang dilakukan salah seorang petani Desa Kutampi, Wayan Cemeng. Pihaknya mengaku sudah mulai panen jagung. Hanya saja pihaknya masih kesulitan untuk memasarkan jagungnya ditengah pandemi Covid-19. “Kami
sempat mengalami keterlambatan pemasaran. Karena susahnya mencari saudagar untuk komoditi hasil pertanian berupa jagung,” kata Cemeng, Minggu (26/4)
Sementara semangat petani di Nusa Penida dalam bercocok tanam diapresiasi Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta ketika turun ke lapangan melihat dampak Covid-19, Sabtu (25/4). Bupati Suwirta berharap agar masyarakat juga tidak melupakan sektor pertanian dikala sektor pariwisata mulai maju.
“Dengan masih mengandalkan sektor pertanian, maka masyarakat tidak terlalu cemas dengan Covid-19 yang masih menghantui sampai saat ini seperti masyarakat di Banjar Ponjok Desa Kutampi,” ujar Suwirta.
Menurut Bupati, investasi masyarakat Nusa Penida di bidang pariwisata memang sangat banyak. Tetapi berkembangnya sektor pariwisata itu jangan sampai membuat masyarakat melupakan sektor pertanian, peternakan, perikanan dan rumput laut yang ada di Nusa Penida. Karena apabila sektor pariwisata mengalami permasalahan, maka sektor pertanian dan sektor lainnya itu dapat digunakan untuk membantu ketahanan pangan masyarakat di Nusa Penida.
“Saya juga berharap kepada para pelaku pariwisata untuk saat ini dapat mulai belajar menabung. Apabila memiliki lahan pertanian agar dapat digarap semaksimal mungkin,” pintanya.
Terkait pendistribusian bantuan, bupati Suwirta berharap para perbekel dan perangkat desa adat maupun desa dinas melakukan pendataan dengan baik. Ini dimaksudkan agar jangan sampai ada ketahanan pangan di suatu daerah sudah bagus malah mendapatkan bantuan sembako sehingga membuat bantuan tersebut malah menjadi tidak berguna atau mubazir. (119)