Meski Keterbatasan Ekonomi, Seniman Gender Asal Waliang Buka Kursus Gratis

Meski Keterbatasan Ekonomi, Seniman Gender Asal Waliang Buka Kursus Gratis
GENDER - Dewa Rai saat melatih anak-anak di sekitar rumahnya untuk magender.

Amlapura, DenPost

Keterbatasan tak membuat seseorang tak dapat berbagi. Hal tersebut yang dipegang teguh seniman gender asal Dusun Waliang, Desa Abang, Karangasem, Dewa Gede Rai Nata (57).  Di tengah keterbatasan ekonomi, ia membuka sanggar gender gratis. Melatih anak-anak sekolah di sekitar  rumahnya. Upaya ini ia lakukan untuk dapat tetap melestarikan kesenian gender yang mulai punah.

“Saya buka kursus gratis sudah 8 bulan. Awalnya hanya cucu saya, lantas lama-kelamaan ada teman-temannya ikut berlatih. Sekarang mereka sudah mampu bermain dan sempat pentas di beberapa tempat,” ungkap ayah 5 anak ini. Niat Dewa Rai untuk membuka sanggar sebenarnya sudah sejak lama. Namun keterbatasan ekonomi, membuat lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai petani nira ini harus menyisihkan rezeki untuk membeli alat musik gender. “Saya sudah niat sejak dahulu. Akhirnya saya menabung selama 6 bulan lamanya. Alam seperti bersambut, saya dapat panen nira cukup banyak selama 6 bulan itu,” ungkapnya.

Baca juga :  Penyalahgunaan Narkoba Masif, BNNK Karangasem Siasati Dengan Ini

Akhinya, selama setengah tahun ia bisa mengumpulkan uang senilai Rp 34 juta rupiah, lalu membeli seperangkat gender. “Di tengah keterbatasan, di mana rumah saya hanya di bangun dari bantuan dan hanya bekerja serabutan saya merasa tidak percaya mampu mewujudkan cita-cita membuka sanggar gender,” ungkap Rai.

Di rumahnya yang sederhana, Rai bersama sang istri, Desak Gede selama seminggu 4 kali melatih sejumlah anak yang memang bertekad ingin belajar gender. Tak sia-sia, anak-anak yang dilatih di sanggarnya kini telah mahir magender. “Kalau upacara yadnya di pura kita ajak anak-anak ngayah. Kalau di acara pernikahan atau manusa yadnya biasanya diupah sebesar Rp 1 juta rupiah. Uangnya kami bagi untuk anak-anak. Selain itu ditabung sedikit untuk membeli pakaian seragam mereka,” imbuhnya.

Baca juga :  Jalan Penghubung Lima Dusun di Desa Buana Giri Dibangun Darurat

Walau hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, Rai dan Istri memiliki harapan ingin membuka sanggar yang lengkap seperti melatih menari dan gong. “Kebetulan istri saya juga punya kecintaan pada tari-tarian bali, ya walau belajar secara otodidak  kami ingin mengabdi untuk kelestarian budaya kami,” ungkapnya. (yun)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini