Ini Penyebab Harga Daging Ayam Anjlok

Mei 2021, BI Sebut Deflasi Bali Lebih Rendah Dibanding April
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho

Sumerta Klod, DenPost

Daya beli masyarakat Bali masih lemah. Kondisi itu membuat perekonomian Bali masih berkutat di kubangan deflasi. Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali merilis, Bali kembali mengalami deflasi pada kwartal III sedalam 0,11 persen. Kondisi itu berdasarkan perhitungan dari data inflasi Kota Denpasar dan Singaraja.

“Lebih dalam dibandingkan dengan deflasi Nasional tercatat sebesar 0,05 persen month to month (mtm). Deflasi juga terjadi di Denpasar sebesar 0,16 persen mtm, sedangkan Singaraja mencatat inflasi sebesar 0,27 persen mtm,” ungkap Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, dalam siaran pers Kamis (1/10/2020) malam.

Baca juga :  UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022 Catat Deal Business Matching Rp 1,2 T

Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 0,95 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 1,42 persen. Kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 1,43 persen mtm, masih terkontraksi namun lebih terbatas jika dibandingkan dengan Agustus 2020 yakni -2,01 persen, mtm.

Penurunan terdalam berlanjut untuk komoditas daging ayam ras, tomat, dan bawang merah. Turunnya harga daging ayam ras disebabkan oleh pasokan DOC dan ayam yang tinggi, di tengah permintaan yang lemah. Penurunan harga tomat dan bawang merah seiring dengan adanya panen raya diprakirakan hingga Oktober.

Baca juga :  Gubernur Koster Raih Penghargaan Inovasi Bangun Negeri

Kelompok barang administered price mencatat deflasi sebesar -0,30 persen mtm. Penurunan tekanan harga pada kelompok ini disebabkan oleh turunnya tarif angkutan udara dan angkutan kota. Turunnya harga angkutan kota sejalan dengan subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah serta penurunan mobilitas masyarakat seiring dengan peningkatkan penyebaran Covid-19.

Adapun penurunan harga tiket pesawat merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh maskapai untuk meningkatkan jumlah penumpang. Kelompok barang core inflation pada September mencatat inflasi sebesar 0,23 persen mtm, melandai dibandingkan dengan Agustus yang tercatat inflasi sebesar 0,34 persen mtm.

Baca juga :  Sibuk Berdakwah, Ustad Abdul Somad Tak Hadiri Panggilan Polda

Tekanan inflasi ini terjadi terutama pada canang sari, ayam goreng, dan vitamin. Peningkatan harga canang sari dan ayam goreng disebabkan oleh adanya Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jatuh pada bulan September.

Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi pemasaran produk pertanian melalui platform digital di antaranya melalui market place lokal guna menahan laju penurunan harga produk pertanian. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, pada Oktober 2020 inflasi akan tetap terkendali. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap berkolaborasi bersama TPID Kabupaten/Kota dan Provinsi agar laju inflasi dan kestabilan harga di masyarakat tetap terjaga. (106)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini