
KECEMASAN sempat menghantui seorang pedagang dan pengepul ikan asal Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung yakni Ni Nyoman Tirta (63), awal Agustus 2020 lalu. Saat virus corona merebak, Tirta sakit selama dua minggu. “Waktu itu saya tidak demam, tidak juga batuk atau pilek sebagaimana gejala covid. Tapi badan saya terus lemas,” kenang Tirta saat ditemui di rumahnya di Kusamba, Minggu (18/10/2020).
Selama dua minggu, Tirta mengaku berobat hingga tiga kali ke seorang mantri dan seorang bidan di desanya. Saat itu, tidak ada satu pun tenaga medis yang menyarankan untuk rapid test. “Mungkin karena saya tidak menunjukkan gejala covid, jadi saya tidak disarankan rapid test. Petugas kesehatan yang terakhir saya datangi malah menyarankan saya untuk cek laboratorium,” terangnya.
Khawatir kesehatannya kian memburuk, Tirta kemudian berobat ke Denpasar. Dari seorang dokter, dia kemudian disarankan cek lab dan rapid test. Hasilnya, tidak ada masalah pada organ-organ tubuhnya. Namun, hasil rapid menunjukkan Tirta reaktif. “Waktu itu saya sempat panik, setres. Tapi keluarga saya terus menyemangati. Saya akhirnya menjalani swab tes, dan swab pertama hasilnya positif covid-19. Besoknya diswab lagi, hasilnya malah negatif,” katanya.
Meski swab tes kedua hasilnya negatif dan kondisi tubuhnya mulai bagus, Tirta tetap diminta menjalani isolasi mandiri selama dua minggu. Selama isolasi di rumah kerabatnya di Denpasar, Tirta menjalaninya dengan sangat ketat. Selain taat pada protokol kesehatan dan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan pihak rumah sakit, dia juga rutin yoga dan meminum ramuan jahe dan madu. “Saya percaya, jika pikiran positif maka imunitas tubuh akan meningkat. Salah satu hal yang bisa membuat pikiran positif adalah yoga. Kebetulan saya sering yoga. Selama karantina saya rutin yoga. Saya yakinkan diri sendiri pasti akan sembuh. Apalagi ada dukungan keluarga. Saya juga rutin minum air jahe madu. Perlahan kondisi tubuh saya membaik. Bahkan di hari ketiga karantina saya sudah merasa benar-benar sembuh,” paparnya.
Setelah menjalani isolasi selama dua minggu, Tirta akhirnya sembuh total. “Keluarga yang mendampingi saya selama isolasi juga sempat dites swab. Astungkara semua hasilnya negatif,” imbuhnya.
Tirta pun bertekad melaksanakan prokes ketat ketika kembali beraktivitas. “Waktu itu, setelah menjalani karantina mandiri, saya tidak langsung beraktivitas. Setelah pulang ke kampung, selama dua minggu saya masih tetap di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. Siapa pun yang datang saya wajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan di tempat yang sudah saya siapkan. Begitu terus saya lakukan, hingga benar-benar aman baru saya beraktivitas lagi ngepul ikan,” katanya.
Mengalami sendiri pengalaman dikarantina, Tirta berharap masyarakat tetap taat prokes agar tidak terpapar corona. Kalaupun ada yang terpapar, Tirta menyarankan agar tidak panik dan setres. Sebaliknya, selama masa isolasi agar dimanfaatkan untuk mengistirahatkan badan, melatih kesabaran dan selalu berpikiran positif. “Karena kalau setres akan semakin membuat kondisi tubuh drop. Jadi sebisa mungkin, tetap tenang dan jaga pikiran positif,” tandasnya. (sur).