

Bangli, DENPOST.id
Secara bertahap dan perlahan objek wisata di Bangli mulai dibuka kembali setelah lama ditutup karena dilanda pandemi covid-19 (virus corona). Selain Objek Wisata Kintamani, Desa Wisata Tradisional Penglipuran, Kelurahan Kubu Bangli, juga sudah mulai dibuka Oktober lalu. Kendati telah menerima kunjungan wisatawan, pihak pengelola tetap memberlakukan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Apalagi objek yang disuguhkan bersinggungan langsung dengan penduduk setempat.
“Saat menerima kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara, kami berlakukan protokol kesehatan secara ketat. Ada petugas melakukan pengawasan keliling,” terang Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Nengah Moneng, Jumat (20/11/2020).
Disebutkannya, puncak kunjungan wisatawan berlangsung dari tanggal 28 hingga 30 Oktober saat libur panjang, beberapa pekan lalu. Di mana kunjungan mencapai 500 orang per hari.
Terkait prokes, pengelola juga membatasi jumlah wisatawan yang masuk. Seperti yang terlihat pada Jumat (20/11/2020) pagi. Rombongan PKK dari Makassar yang berkunjung ke Penglipuran, dibagi menjadi beberapa kelompok. Per kelompok dibatasi hanya sampai 25 orang. “Kalau masuk pekarangan warga, maksimal hanya bisa masuk lima orang saja. Apa yang kami lakukan supaya tidak ada kerumunan sebagai upaya mencegah munculnya klaster baru dari penyebaran virus corona,” tegasnya.
Disinggung terkait kebijakan Pemkab Bangli untuk menggratiskan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Bangli, kata Moneng, Penglipuran berbeda dengan objek wisata alam seperti Penelokan, karena Penglipuran milik adat. Sebelum ada tiket retribusi dari Disparbud Bangli, pihaknya akan tetap memungut retribusi berupa dana punia untuk biaya operasional. (128)