Kuta, DENPOST.id
Desa Adat Kuta akan menggelar upacara nangluk merana pada Rabu (25/11/2020). Namun karena pelaksanaanya di tengah pandemi, desa adat memutuskan beberapa hal yang berbeda dari pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya. Salah satunya tidak dilakukan penutupan jalan. Hal itu diungkapkan Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista, Selasa (24/11/2020).
Dijelaskan Wasista, perbedaan yang dimaksud yakni upacara dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan jumlah pamedek dibatasi. Bukan itu saja, upacara yang biasanya diisi iring-iringan pelawatan menuju Pura Dalem Kahyangan ditiadakan. Karenanya, lanjut Wasista, kali ini tidak ada penutupan atau pengaturan lalin, karena iring-iringan ke pura sudah ditiadakan. “Kami juga tidak mengundang Satpol PP Badung, cukup nantinya pengamanan dilakukan oleh Satpol PP yang tugas di Kuta bersama para pecalang banjar,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, upacara nangluk merana diawali dengan upacara pelawatan di perempatan yang ada di wilayah Desa Adat Kuta. Ada beberapa pelawatan yang akan tedun napak pertiwi. Seusai upacara, pelawatan langsung kembali ke payogan dan tidak diiring menuju Pura Dalem Kahyangan. Sedangkan untuk upacara di Pura Dalem dilaksanakan oleh pengayah-pengayah desa dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti wajib menggunakan masker, mencuci tangan dan pengecekan suhu. “Alat cuci tangan dan pengecakan suhu sudah kami siapkan. Kalau ada yang suhunya tinggi nantinya kami arahkan berobat ke puskesmas,” paparnya.
Sedangkan untuk nunas tirta dan beras tawur untuk warga nantinya akan diwaliki oleh Ketua Pemaksan atau Kelian masing-masing banjar. (113)