

Amlapura, DENPOST.id
Permasalahan sampah di Kabupaten Karangasem kian pelik. Bahkan sejumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di kabupaten ini nyaris overload.
Terkait itu, Gerakan Satu Juta Yowana dan Krama Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Bali Era Baru melakukan terobosan di Kabupaten Karangasem, Selasa (22/12/2020) dengan menghadirkan dua narasumber yang mengajak bersahabat dengan sampah, baik sampah organik maupun non organik.
Bertempat di Yoga Center, Kelurahan Padangkerta, Karangasem, Bendesa Adat Kertasari, Dewa Gede Ardika membuka diskusi dengan memberikan inspirasi kebijakan penggunaan sampah plastik di Desa Kertasari. Salah satunya menerapkan larangan penggunaan plastik dalam setiap upacara agama. “Sarana upacara tidak boleh ada yang dibungkus plastik. Tak cuma itu, bagi warga yang ingin nunas tirta juga tak boleh pakai plastik lagi. Semua harus membawa wadah sendiri,” kata Ardika.
Diterapkan sejak lama, aturan tersebut pun mampu mengurangi limbah sampah plastik usai menggelar upacara agama.
Ajakan yang sama juga diutaraan pemateri kedua, dr. I Ketut Budiartha. Bedanya dia mengajak para yowana untuk bersahabat dengan sampah organik, dengan mengolahnya menjadi eco enzym. “Sampah organik, khususnya limbah rumah tangga dapat kita olah jadi eco enzym, yaitu cairan pembersih ramah lingkungan yang dapat kita gunakan membersihkan diri, segala perabotan bahkan lingkungan yang sudah tercemar,” ujarnya.
Budiartha menuturkan dengan upaya pengolahan ini, tak hanya bermanfaat dalam kehidupan, juga menguranginl polusi lingkungan yang disebabkan akibat sampah organik. (yun)