

Semarapura, DENPOST.id
Upacara palebon mantan Bupati Klungkung yang juga tokoh Puri Klungkung, dr. Tjokorda Gde Agung, dilaksanakan, Rabu (6/1/2020). Berbeda seperti palebon tokoh Puri Klungkung sebelumnya, upacara palebon kali ini lebih sederhana karena dalam situasi pandemi Covid-19.
Dari pantauan di lapangan, sarana palebon seperti bade, lembu, dan lainnya sudah tampak siaga di depan Monumen Puputan Klungkung sejak, Rabu pagi. Bade dibuat sederhana, dengan tinggi maksimal 4 meter dan memakai roda. Termasuk naga banda dan lembu yang berukuran lebih kecil dari biasanya, sehingga tidak membutuhkan banyak orang untuk mengusungnya.
Petugas pengamanan gabungan mulai dari pecalang, kepolisian, TNI, dan Satpol PP juga tampak berjaga di sekitar Puri Agung Klungkung, hingga di depan Monumen Puputan. Sejumlah warga yang ditunjuk untuk menggotong bade juga telah siaga di lokasi bade di sebelah timur Monumen.
” Pengayah yang akan terlibat langsung dalam prosesi dibatasi, dan sudah menjalani rapid test (uji cpeat) antigen,” ungkap Panglingsir Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Smara Putra.
Menurut Ida Dalem, warga yang terlibat langsung saat palebon, diminta seminimal mungkin, yakni antara 20 sampai 50 orang.
Untuk diketahui mantan Bupati Klungkung periode 1983-1993, dr. Tjokorda Gde Agung tutup usia, Sabtu (30/5/2020) lalu. Semasa hidup, almarhum dr. Tjokorda Gde Agung yang dikenal sebagai pencetus pembangunan Monumen Puputan Klungkung ini dikatakan memang memiliki riwayat penyakit stroke. Bahkan penyakit tersebut sudah diderita sejak tahun 2000. (119)