Amlapura, DenPost
Olahan dari serangga capung dan cueng sangat jarang ditemui. Namun, berbeda dengan masyarakat di Dusun Mumbul, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Dua serangga tersebut, sangat akrab menjadi teman nasi tiap harinya.
Berkunjung ke dusun ini, ada beberapa dagang yang menjajakan pepes capung dan cueng. Salah satunya Ni Wayan Putu Dariani (39). Laris diburu pembeli, tiap harinya puluhan pepes berhasil terjual.
Ditemui, Minggu (7/1/2021) Dariani mengungkapkan telah berjualan pepes capung sejak empat tahun lalu. “Kalau capung tiap hari ada. Tapi kalau cueng hari-hari tertentu saja,” ungkapnya.
Mendapat bahan baku dari warga sekitar, tiap harinya ia biasa memproduksi 60 lebih pepes. “Saya buka dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Satu pepes Rp2 ribu dan jarang sisa,” ujar perempuan tiga anak ini.
Untuk bahan baku, Dariani biasa memperoleh dari warga sekitar. Per 50 ekor capung dihargai Rp5 ribu. Namun untuk cueng per gelasnya dihargai Rp20 ribu.
Pepes buatan Dariani memang memiliki cita rasa yang berberda, khususnya pada bumbu pepes yang terbuat dari telengis dan bumbu ulek. “Telengis dicampur bumbu ulek, di antaranya cabai, bawang merah dan bawang putih, terasi, garam, kencur, jahe dan bangle. Nah temu bangle ini jarang ditemukan diperkotaan,” ucapnya.
Semua bahan dicampur dengan capung atau cueng. Lalu, dibungkus dengan daun pisang dan dibakar. Pepes capung biasa disajikan dengan ketupat belayang. Ada juga pembeli yang menjadikan teman minum tuak.
Salah satu penikmat, Komang Dana menuturkan hampir tiap hari dia menjadi pelanggan Dariani. “Rasanya enak dan gurih,” ucapnya. (yun)