

Amlapura, DENPOST.id
Nelayan di kawasan laut Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem sejak lama resah. Sebab, mereka merugi jutaan rupiah dari aktivitas kapal feri rute Surabaya-Lembar yang kerap melintas di kawasan laut tersebut. Jaring ikan yang ditebar nelayan untuk mencari ikan sering terseret saat kapal melintas dengan kecepatan tinggi.
Keresahan ini membuat salah satu nelayan, Wayan Medi Yasa menulis status di media sosial yang kemudian viral. Dimintai konfirmasi, Kamis (18/3/2021), pemilik akun Marko Bali asal Banjar Lean, Desa Bunutan, Karangasem ini menuturkan, kejadian tersebut telah terjadi berulang kali. “Setiap pagi kapal-kapal yang nyeberang di laut Karangasem tidak mau mengurangi kecepatannya dan menabrak jaring nelayan,” ujarnya.
Dikatakan Medi, satu karung jaring dihargai Rp 3 juta. Kadang sekali melaut, satu nelayan menebar 3 karung jaring dan seluruhnya terseret kapal. “Itu teman saya 3 jaring sekaligus terseret, sudah rugi 10 juta, ” ungkapnya.
Medi mengatakan, jalur kapal tak sama membuat nelayan tak dapat memprediksi jalur yang akan dilewati. “Kami lihat kapal ini baru ada setelah Covid-19. Sebelumnya tak ada, kami aman-aman saja, sebab Kawasan itu sejak nenek moyang memang areal memasang jaring. Apalagi jalur kapal tak bisa ditebak, bisa di tengah bisa di pinggir, ” paparnya.
Berhadapan dengan kondisi ini, ia dan para nelayan lainnya sempat kebingungan harus mengadu ke mana. “Kami selaku nelayan sangat terancam kalau kapal itu melintas. Yang kami harapkan agar para nakhoda bisa melambatkan kapal saat melintas,” ucapnya. Dengan memperlambat laju kapal, nelayan akan dapat menghindarkan jaring-jaringnya agar tak terseret kapal. “Semoga pihak terkait dapat membantu kami, ” harapnya. (yun)