
Singaraja, DENPOST.id
Bertepatan dengan Purnama Kedasa, Minggu (28/3/2021), Desa Adat Buleleng menggelar upacara melasti di Pura Segara Desa Adat Buleleng. Jika biasanya melasti diwarnai kemeriahan krama yang mengusung sarad dan pratima dari 14 Banjar Adat menuju ke Pura Segara, di masa pandemi ini melasti hanya ngubeng. Meski begitu kegiatan lain tetap dilaksanakan di Pura Desa dan Pura Dalem Desa Adat Buleleng, namun dengan peserta terbatas.
Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, menjelaskan, melasti ini bertujuan menyeimbangkan bhuwana alit dan bhuwana agung dengan prosesi nganyudang malaning gumi, ngamet tirta amerta atau menghanyutkan kotoran alam dan memohon air kehidupan. Tahun ini melasti dilaksanakan secara terpisah pada tiga pura kahyangan tiga.
“Untuk menghindari kerumunan warga desa adat telah membagi krama pada tiga pura sesuai amongannya masing-masing meliputi Banjar Adat Liligundi, Bale Agung, Banjar Paketan dan Banjar Tegal menghadirkan kotak ampilan dan mengumpulkan jumputan tanah pekarangan dan parahyangan di Pura desa,” jelasnya. Sedangkan warga dari Banjar Adat Penataran, Delod Peken, Petak, Banjar Tengah dan Peguyangan menghadirkan kotak ampilan dan jumputan tanah pekarangan dan parahyangan di Pura Dalem. Dan untuk Banjar adat Kaliuntu, Kampung Anyar, Banjar Jawa dan Kampung Baru serta Banjar Bali melakukan hal yang sama di Pura Segara. ” Jumputan tanah sebagai simbol kotoran itu selanjutnya dibawa oleh perwakilan pengemong pura ke Pura Segara Desa Adat Buleleng,” imbuhnya.
Melasti di Desa Adat Buleleng sebagaimana dijelaskan Sutrisna, dilakukan setelah pelaksanaan Hari Nyepi didasarkan pada lontar Sundari Gama dan Aji Swamandala. “Tujuan melasti adalah ngiring prawatek dewata atau mengingatkan umat untuk meningkatkan bakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa, anganyut aken laraning jagat atau membangun kepedulian untuk mengentaskan penderitaan masyarakat, anganyut aken papa klesa atau menguatkan diri dengan membersihkan diri dari kekotoran rohani serta anganyut aken letuhan bhuwana atau bersama-sama menjaga kelestarian alam serta ngamet tirta kamandalu ring telengin segara, atau mohon air suci kesejahteraan untuk umat manusia,” pungkasnya. (118)