Kerap Anjlok Saat Panen, Koperasi Ajak Olah Salak Jadi Arak

picsart 06 20 04.08.56
ARAK SALAK - Wagub Dipa, saat meninjau produk arak salak yang diproduksi koperasi.

Amlapura, DENPOST.id

Kabupaten Karangasem, dikenal sebagai salah satu kabupaten penghasil salak terbesar di Bali. Salah satunya di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Kendati demikian, kondisi ini tak membuat petani salak sejahtera. Sebab, panen salak yang membludak kerap membuat harga salak di pasaran anjlok.

Terkait kondisi ini, upaya dilakukan oleh berbagi pihak di Desa Sibetan. Salah satunya dengan membentuk sebuah koperasi pengolahan bernama Koperasi Poetera Desa Wisata Sibetan. Koperasi ini pun telah diresmikan, Rabu (16/6/2021).

Baca juga :  Rp22 Miliar Penanganan Covid-19 Dianggarkan Lewat Perkada III, Ini Rinciannya

Ketua Koperasi Poetera Desa Wisata Sibetan, I Wayan Sumerta, diwawanacarai beberapa waktu lalu, menuturkan koperasi ini memfasilitasi hasil panen petani untuk diolah menjadi wine atau arak salak. “Nantinya akan menghasilkan produk yang legal, mengikuti aturan pergub, mempunyai ijin edar, BPOM dan berpita cukai, sehingga bisa diperdagangkan sesuai peraturan Menteri Perdagangan,” ungkapnya.

Output dari olahan koperasi nanti akan dikemas dan dibranding menjadi produk yang berkualitas. Tak cukup mengembangkan arak salak, Merta bahkan ingin merangkul para perajin arak lainnya untuk bekerjasama dengan koperasi, khususnya dalam upaya memberi “legalitas” arak yang diproduksi. “Kami mengajak masyarakat, perajin dan pengusaha arak Bali, untuk ikut bergabung menjadi anggota koperasi ini. Koperasi Poetera Desa Wisata juga siap bekerjasama dengan harapan satu kelompok tani arak mempunyai satu produk yang legal, ” ungkapnya.

Baca juga :  Ops Lilin Agung 2021, Mabes Polri Apresiasi Kinerja Polres Buleleng

Sementara Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, memberi apresiasi. “Saya dengar dari laporan pemilik koperasi, pembentukan koperasi berawal dari rasa prihatin terhadap petani salak yang merugi ketika harga salak anjlok, ” ujar Dipa.

Dengan bergabung dengan koperasi ini, ia berharap tak ada petani yang merugi lagi. “Daripada salaknya dibuang, lebih baik diolah jadi minuman fermentasi atau arak salak agar memiliki nilai jual lebih tinggi. Ini sungguh ide yang luar biasa,” sambungnya. (yun)

Baca juga :  Pintu Masuk ke Pantai Ditutup dan Dijaga Petugas Gabungan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini