Padangsambian, DENPOST.id
Beberapa hari belakangan jumlah kasus Covid-19 kembali melonjak di sejumlah wilayah di Bali. Hal itu memicu kekhawatiran para orangtua siswa jika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan dalam waktu dekat.
Terkait pro dan kontra rencana pemerintah melaksanakan PTM ditanggapi Kadisdikpora Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa. Menurutnya, pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam situasi pandemi Covid-19 mendapatkan dukungan atau penolakan di tengah masyarakat. Ada orangtua berkeinginan agar anaknya segera bersekolah, namun di sisi lain tidak sedikit yang khawatir dilakukannya PTM karena masih dalam situasi pandemi.
Jayawibawa mengatakan, Dinas Pendidikan akan tetap melakukan PTM pada Juli 2021 mendatang sesuai SKB 4 menteri dengan sistem on-off 50% dan pembatasan di masing-masing kelas untuk menghindari kerumunan. “Hanya saja, kebijakan tersebut tidak terlepas dari dinamika perkembangan kasus Covid-19. Dan, kami selalu berkoordinasi dengan masing-masing kepala sekolah di daerah dan satgas penanggulangan Covid-19 untuk mengetahui situasi di lapangan,” katanya, Jumat (25/6/2021).
Lebih lanjut dikatakan, pelaksanaan PTM tergantung dari dinamika perkembangan Covid-19 di tiap-tiap daerah. Wilayah selain zona merah, katanya, PTM akan tetap dilaksanakan. “Dan, pihak sekolah memberikan opsi kepada para orangtua mau melaksanakan PTM atau PJJ,” paparnya.
Sementara terkait kenaikan angka kasus Covid-19, Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan Pemprov Bali telah melakukan langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bali. Salah satunya dengan memperketat pintu-pintu masuk Bali. “Pemerintah telah melakukan upaya penekanan penyebaran Covid-19 di Bali dengan memperketat pintu-pintu masuk terutama yang datang dari zona merah,” katanya. (124)