
Amlapura, DENPOST.id
Masuk usaha non-esensial, sejumlah gerai cukur di sepanjang Jalan KH Samanudin hingga di Jalan Nenas Kecicang, ditutup. Penutupan ini, sangat berdampak bagi pemilik usaha. Tak hanya itu, konsumen yang memerlukan jasa cukur juga kebingungan mau bercukur di mana. Terkait kondisi ini, sejumlah gerai memilih tetap buka dengan menawarkan jasa dalam jaringan (daring) .
Salah satunya, Ghazali. Pemilik gerai cukur di kawasan Jalan KH Samanudin ini memilih membuka jasa online untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan dapur. Meski omzet menurun hampir 50 persen, dia mengaku masih bisa lega karena hasilnya mencukupi untuk menutup kebutuhan harian. “Ya, cukup untuk makan. Tapi bayar utang belum bisa,” ungkapnya.
Sebelum ditutup, rata-rata ia mendapat belasan pelanggan dalam sehari. Sedangkan sejak dibuka online, dia mengaku paling banyak mendapat 7 sampai 8 pelanggan.
“Mungkin karena banyak yang belum tahu kalau saya buka online. Tadi pagi-pagi sudah ada pelanggan. Khususnya siswa yang mau MPLS. Mereka sempat kebingungan cari tukang cukur, sehingga saya tempel kontak yang bisa dihubungi di depan toko untuk memesan jasa,” paparnya.
Ghazali berharap kondisi ini tak lagi diperpanjang. Sebab, ia yang tak mendapat kebijakan tangguhan cicilan akan kelimpungan. “Dengan kondisi ini, cicilan tetap jalan jadi saya bingung,” imbuhnya.
Terkait kondisi tersebut, Bupati Karangasem, I Gede Dana bersama jajaran Forkompinda cepat merespons. Jumat (16/7/2021) pagi, pihaknya menyerahkan bantuan sembako pada toko nonesensial yang dinilai kurang mampu dan taat pada aturan. Salah satunya menyerahkan bantuan paket sembako pada Ghazali. “Sekadar dari kami. Semoga bermanfaat untuk membantu kebutuhan harian. Kami berharap agar kasus dapat terkendali dan seluruhnya dapat kembali buka normal,” ungkap Dana.
Tak hanya Ghazali, Dana juga menyerahkan bantuan pada sejumlah pedagang nonesensial di kawasan tersebut. Nantinya pembagian sembako ini akan terus dilakukan tersebar di seluruh kecamatan di Karangasem. (yun)