
WISUDA sarjana dan pascasarjana ke-26 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Senin (6/9/2021), istimewa karena dirangkai dengan pembukaan Festival Bali Sangga Dwipantara. Acara ini menghadirkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Tjahjo Kumolo, Gubernur Bali Wayan Koster (selaku Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar), dan orasi ilmiah oleh budayawan Goenawan Mohamad.
ISI juga menghadirkan maestro, seniman, pekerja seni, dan akademisi Indonesia, pada pergelaran virtual ‘’Umah Bersama Nusantara’’ (Bali-Dwipantara Bhakti).
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Dr. A.A. Gede Rai Remawa menjelaskan peserta wisudawan berjumlah 325. Mereka terdiri atas 176 sarjana dan sarjana terapan Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan predikat terpuji 143 wisudawan; 110 sarjana Fakultas Seni Pertunjukan dengan 86 predikat terpuji; 39 magister seni dengan 33 wisudawan predikat terpuji. “Ada pun lulusan terbaik program sarjana diraih Ni Putu Ayu Aneska Rastini Dewi dengan IPK 3,99. Terbaik program sarjana terapan Lady Athalia dan Ni Komang Diah Sri Dewi Klenting Sari dengan IPK 3,95. Terbaik program magister Ni Kadek Dwi Pratika Dewi, I Nyoman Agus Hari Sudama Giri, dan Ni Putu Irma Maha Sasmita dengan IPK 4,00.,” urai mantan Kaprodi S2 Desain itu.
Rektor ISI Denpasar Prof. Wayan ‘’Kun’’ Adnyana mengapresiasi prestasi yang diraih semua wisudawan. “Dengan bangga, saya melepas seluruh anak panah masa depan bangsa ini (wisudawan) untuk mengarungi deru deras kehidupan dengan sauh dan pandu kreativitas serta inovasi seni-desain yang diperoleh semasa studi. Mari warnai jagat ini dengan pesona gagasan-gagasan kreatif kalian. Sejak tempo usai acara wisuda ini, kalian adalah alumni kebanggaan ISI Denpasar. Kita akan selalu bersama merawat Bhineka Tunggal Ika di pertiwi Indonesia Raya ini. Pandemi memberi tantangan baru; perlu kerelaan, kesadaran, dan disiplin untuk tetap tegar, tegak, dan bangkit; sehat sekaligus aktif berinovasi melahirkan rekacipta karya seni dan desain baru yang menjawab imajinasi, mimpi, dan tantangan kehidupan masa kini dan masa pascapandemi,” tegasnya.
ISI Denpasar dalam enam bulan terakhir ini, terang Guru Besar Bidang Sejarah Seni itu, melakukan inovasi pengembangan sistem pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan pembenahan kurikulum secara fundamental. Hal itu adalah merumuskan dan memberlakukan kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ISI Denpasar berbasis program studi, dengan menjaga relevansi, mutu, dan daya saing. Proses perumusan kurikulum melibatkan 60-an tokoh dari unsur maestro, seniman-desainer, profesional, dan pakar pendidikan tinggi. Selain pemberlakukan kurikulum barulah untuk memastikan layanan pendidikan kepada mahasiswa berjalan semakin prima, dan secara simultan mengundang tokoh bereputasi sebagai dosen tamu pada 12 program studi S1 dan D4.
Penguatan inovasi Tri Dharma oleh ISI Denpasar juga dibarengi aktualisasi strategi berupa ruang diseminasi karya-praktik penciptaan serta mimbar akademik seni-budaya nusantara yang melibatkan maestro, seniman, budayawan, akademisi, pekerja kreatif, dan mahasiswa bertalenta Indonesia, bernama Bali Sangga Dwipantara. Even ini juga sebagai upaya mewujudkan kampus kebanggaan Bali ini sebagai garda depan dalam menegakkan kebangkitan dan kejayaan Bhineka Tunggal Ika Indonesia Raya. Bali Sangga Dwipantara I, 2021 ini bertajuk ‘’Wana-Citta-Nuswantara’’ yang terdiri atas 11 program yakni Mimbar Talenta Nusantara, pameran seni rupa Indonesia, pergelaran virtual nasional, inisiatif braya Nusantara, seminar Republik Seni Nusantara, tutur lelaku Nusantara, Sastra Desa Nusantara, Mimbar Maestro Nusantara, Nemu Gelang Nusantara, Umah Bersama Nusantara dan penghargaan.
Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo dalam membuka Bali Sangga Dwipantara menjelaskan festival nasional ini benar-benar menjadi wahana untuk berkreasi dan melestarikan budaya secara konsisten, kerja keras, dan kerja cerdas, manfaatkan teknologi informasi, serta membangun kolaborasi secara luas. Bali Sangga Dwipantara juga diharapkan menjaga citra Bali sebagai pusat kebudayaan yang dikagumi seluruh dunia, sekaligus sesuai dengan keinginan pendiri bangsa.
Hal yang sama disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster selaku Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar. Dia menyebut Bali Sangga Dwipantara sejalan dengan program Pemprov Bali. Gubernur berharap Tri Dharma ISI Denpasar tidak hanya untuk kepentingan internal, tapi turut mengembangkan seni tradisi secara kreatif-inovatif untuk dapat disajikan ke masyarakat luas. (wir)