
Jayapura, DENPOST.id
Pesilat Bali, Kadek Wahyu Riarthana, yang turun di kelas G putra menyabet medali emas pada laga final terakhir setelah menumbangkan pesilat Jawa Barat (Jabar) Igi Rangga Barani 5-0, di GOR Toware Senntani, Jayapura, Selasa (12/10/2021). Emas direbut pesilat I Kadek Wahyu Riarthana berkat bermain taktis menghadapi Igi Rangga Barani.
Selain emas, pesilat Bali juga menambah koleksi perak melalui Harik Adi Putra. Harik yang turun di kelas E putra dikalahkan pesilat Paksi Ghefari Nurgana asal Jabar 5-0 di final.
Dengan tambahan 1 emas dan 1 perak ini, tim pencak silat Bali mengantongi 1 medali emas, 2 perak, 6 perunggu.
Manajer Tim Pencak Silat Bali, I Bagus Jagra Wibawa, mengungkapkan, emas yang direbut Kadek Wayu sebagai obat kekecewaan terhadap pesilat yang gagal merebut medali emas di nomor seni tunggal putri, ganda putri dan ganda putra. Bahkan, pesilat Komang Harik peraih medali emas PON XIX/2016 Jabar, peraih emas SEA Games dan Asian Games harus menelan pil pahit. “Pesilat Wahyu dapat mengatasi permainan pesilat Jabar dan menang mutlak 5-0,” kata Jagra Wibawa
Jagra Wibawa mengungkapkan, kekalahan Komang Arik sangat menyakitkan. Dia sudah main bagus dan wasit juri sangat mengerti terhadap teknik dan penilaian pesilat saat bertanding. “Kami kecewa keputusan wasit karena poin ke Komang Arik tidak pernah masuk. Tapi nilai Komang Arik terus dipotong,” kata Jagra Wibawa.
Dia juga mengaku tidak puas dengan pelaksanaan PON XX Papua karena banyak kontroversial, khususnya mengenai penilaian wasit. “Pesilat kami sudah tampil bagus, tapi penilaian yang diberikan wasit kurang objektif,” tegasnya.
Pelatih Pencak Silat Bali, IGN Semarajaya, mengatakan, kemenangan Kadek Wahyu menjadi obat pelipur lara saat pencak sikat Bali paceklik medali emas. “Kadek Wahyu sudah berjuang maksimal sehingga berbuah manis dengan merebut medali emas di PON Papua,” ucapnya. (103)