Presiden Jokowi Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali,  Gubernur Koster Berharap Dilaksanakan Tahun 2022

joko
EKONOMI KERTHI BALI - Presiden Jokowi, didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Bappenas Suharso Manoarfa, meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera, Jumat (3/12/2021).

Densel, DenPost

Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera, Jumat (3/12/2021), diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Three Mountains, Kura-kura Bali, Denpasar Selatan (Densel).

Acara ini disaksikan Menteri Bappenas Suharso Manoarfa dan Gubernur Bali Wayan Koster. Hadir pula duta besar negara sahabat, menteri koordinator, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Kapolri, bupati/walikota se-Bali, pemprov/pemkab/pemkot, rektor, akademisi, dan pelaku usaha.

Momen bersejarah di era kepemimpinan Gubernur Koster akan membawa ekonomi Bali tak hanya tergantung pada satu sektor pariwisata. Ekonomi Kerthi Bali merupakan gagasan Gubernur Koster yang ditulis secara lengkap dan terinci dalam buku “Ekonomi Kerthi Bali: Membangun Bali Era Baru”, yang diluncurkan pada 20 Oktober 2021.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan di masa pandemi, beberapa negara mengalami kelangkaan energi, kelangkaan pangan, dan inflasi naik tinggi. Gara-gara pademi juga muncul kelangkaan kontainer untuk dalam negeri maupun untuk ekspor. Hal ini juga dialami semua negara. “Sebelumnya hal ini tidak terprediksi dan tidak diperkirakan. Karena pandemi, beberapa minggu terakhir ini terjadi kenaikan harga produsen. Jadi hati-hati, sehingga yang namanya fiskal semua negara bisa defisit. Moneter di beberapa negara juga mengalami keguncangan-keguncangan,” tegas Presiden.

Dia mengajak seluruh stakeholder yang hadir agar siap-siap mengantisipasinya. Presiden juga menyinggung soal G-20. “Kita tahu semuanya, kita sudah memegang Presidensi G-20. Keketuaan G-20 ini adalah kepercayaan dan kehormatan yang diberikan dunia kepada kita. Hati-hati di G-20 ini, negara-negara besar ada semuanya. Negara-negara dengan gross domestic product (GDP) paling gede-gede,” tegas Jokowi.

Dia menegaskan dalam Presidensi G-20 akan masuk dalam tiga hal yang menjadi konsentrasi yakni arsitektur kesehatan global (harus berubah dengan kejadian pandemic), transformasi digital (semua negara mengejar itu), green ekonomi dan transisi energi yang juga penting untuk dibicarakan. ‘’Berulang-ulang saya katakan bahwa pandemi ini harus dijadikan momentum dalam transformasi fundamental. Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ketangguhan ekonomi kita itu ada. Pandemi ini memberikan peluang kepada kita untuk melompat naik. Tapi kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan diri dan melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran? Kita harapkan pasca-covid-19 selesai, kita berada pada posisi yang lebih baik,” beber Jokowi.

Presiden sangat memahami dalam dua tahun ini bahwa masyarakat Bali betul-betul terpukul. “Tadi Bapak Gubernur menyampaikan, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berada di posisi minus 9,43%, padahal sebelumnya di kondisi normal. Bali biasanya mengalami pertumbuhan di atas rata-rata nasional di angka 5,3 persen. Ekonomi Bali mengalami kontraksi paling dalam dibanding provinsi-provinsi lain, karena memang sektor pariwisata yang diandalkan Bali. Ini adalah sektor yang paling awal terimbas dan sektor yang memang paling belakang pulih,” jelasnya.

Mengenai Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa bagaimana pun hebatnya peta jalan dan rencana yang dibuat, maka tidak akan bermakna apa-apa kalau kita tidak bisa mengeksekusinya. “Kita sering terlambat. Kita sering tidak segera mulai, karena eksekusinya terlalu banyak hitung-hitungan, sehingga malah ragu-ragu. Maju-mundur, maju-mundur, maju-mundur, dan nggak maju. Malah mundur terus. Orang lain sudah maju sampai kemana-mana. Keberanian mengeksekusi menjadi sangat penting, karena kita menghadapi kecepatan dalam berkompetisi dan tantangan,” tandas Presiden.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Manoarfa menambahkan Peta Jalan Transformasi Ekonomi Bali dan masterplan ulapan merupakan penerjemahan penugasan dari Presiden kepada Bappenas untuk menyusun transformasi ekonomi Indonesia pasca-covid-19. Bali, tambah Menteri Bappenas, merupakan barometer Indonesia di mata dunia sehingga harus segera pulih dan bangkit. Bali juga harus bertransformasi menjadi Bali Era Baru dengan cara menyusun enam program transformasi, kembali yang selaras dengan nilai-nilai filosofi kearifan lokal.

Menurut Menteri, Bali memiliki tantangan kesehatan yang cukup besar, dimana TBC dan HIV merupakan penyakit menular tertinggi, serta angka kematian bayi berada di atas rata-rata nasional. Mayoritas pekerja di Bali berpendidikan SMP ke bawah, sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas. Dengan strategi pintar dan sehat, Bali akan memiliki sumber daya manusia yang sehat, cerdas, berkarakter, kuat, kreatif, dan memiliki kemampuan inovasi yang tinggi.

Mengenai minimnya penggunaan teknologi di sektor pertanian, terbatasnya keterkaitan rantai pasok komoditas dari hulu hingga hilir, terbatasnya keragaman subsektor industri dan rendahnya kontribusi sektor industri terhadap total ekspor, maka dengan strategi Bali produktif, Bali akan memiliki tenaga kerja kelas menengah dan pertanian modern menuju Bali pulau organik.

Menteri Bappenas menambahkan Bali saat ini menghadapi permasalahan lingkungan hingga masalah keterbatasan infrastruktur konektivitas serta minimnya infrastruktur logistik. Melalui strategi terintegrasi, Bali akan menjadi logistik udara yang menghubungkan Bali dengan pasar domestik dan pasar global.

Suharso Manoarfa menyebut peranan digital menjadi penting terutama saat tantangan Bali yang masih terdapat blank spot dan kecepatan jaringan yang rendah terkonsentrasinya layanan operator seluler di bagian selatan dan pemanfaatan digital internet yang relatif rendah. Maka melalui strategi Bali Smart, Bali akan memiliki 100% digital covering dengan kualitas jaringan prima serta diharapkan menjadi destinasi starup dunia, dengan memiliki sistem digital terintegrasi .

Dengan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru, maka produktivitas tenaga kerja diharapkan meningkat hingga empat kali lipat dan ekonomi tumbuh rata-rata 7,4%, serta tingkat pengangguran menurun 0,5% dan tercipta peningkatan produksi. “Mudah-mudahan dokumen peta jalan ini dapat direplikasi oleh provinsi lain untuk mendesain ulang perencanaan jangka panjang pasca-pandemi covid-19 menuju Indonesia emas 2045,’’ tandas Menteri Bappenas.

Gubernur Koster melaporkan bahwa berkat komitmen kuat, kebijakan, dan arahan Presiden, penanganan pandemi covid-19 di Bali mencapai hasil yang baik. Hal ini ditandai dengan melandainya jumlah kasus harian, tingkat kesembuhan yang tinggi, kasus meninggal semakin menurun, dan jumlah kasus aktif menurun secara konsisten. Pencapaian yang baik ini sangat terkait dengan tingginya cakupan vaksinasi, yakni vaksinasi dosis 1 mencapai 101% dan dosis 2 mencapai 89% dari target jumlah penduduk yang divaksinasi sebanyak 3,4 juta. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama Pemprov Bali, Kodam IX/Udayana, Polda Bali, pemkot/pemkab, desa, kelurahan,desa adat, serta berbagai komponen masyarakat se-Bali.

Pandemi covid-19 yang melanda dunia hampir dua tahun, memberi dampak negatif terhadap kepariwisataan Bali, sehingga tahun 2020 perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam mencapai -9.34%.  Menjelang akhir tahun 2021, mulai ada indikasi pemulihan, ditandai peningkatan jumlah wisatawan domestik ke Bali. Penerbangan mulai penuh, tingkat hunian hotel mulai meningkat, restoran mulai ramai, dan aktivitas ekonomi masyarakat menggeliat.  “Masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes). Di mana-mana terlihat kepatuhan masyarakat memakai masker. Sesuai arahan Bapak Presiden, kami mengantisipasi munculnya varian baru Omicron dengan memperketat prokes,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Menurutnya, pandemi covid-19 akan menjadi momentum yang benar-benar telah menyadarkan masyarakat bahwa perekonomian Bali yang didominasi satu sektor pariwisata, ternyata sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal, seperti gangguan keamanan, bencana alam, dan bencana non-alam. Karena itu saatnya perekonomian Bali ditata ulang guna menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali. Kembali pada keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal yang meliputi alam, manusia, dan kebudayaan Bali.

Menimbang keseluruhan aspek pengalaman pahit itu, Pemprov Bali merumuskan konsep perekonomian bernama Ekonomi Kerthi Bali. Artinya ekonomi yang harmonis terhadap alam, hijau atau ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan, terdiri dari enam sektor unggulan. Keenamnya adalah pertanian dalam arti luas (organik); kelautan dan perikanan; industri berbasis budaya branding Bali; IKM, UMKM, dan koperasi; ekonomi kreatif dan digital; serta pariwisata. Sektor pariwisata dikembangkan berbasis budaya dan berorientasi kuat pada kualitas, diimbangi dengan keunggulan lima sektor lain yang selama ini belum dikelola secara terarah dan optimal.

Gubernur Koster juga menyampaikan syukur dan sangat berterima kasih kepada Presiden yang berkenan menjadikan Ekonomi Kerthi Bali sebagai konsep transformasi perekonomian Bali. Hal ini diinisiasi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. ‘’Kami sangat berharap, program ini mulai dilaksanakan tahun 2022 secara bertahap dan berlanjut sampai menjadi percontohan yang sukses. Atas restu alam semesta, semoga kebijakan dan kebijaksanaan Bapak Presiden menjadikan perekonomian Bali bangkit dan maju untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali,” pungkas orang nomor satu di Pemprov Bali ini. (kmb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini