
Sumerta, DENPOST.id
Ratusan prajurit Kodam IX/ Udayana, anggota Persit Kartu Chandra Kirana dan sejumlah organisasi masyarakat berdonor darah di Makesdam IX/ Udahan, Kamis (9/12/2021).
Kegiatan tersebut berlangsung tertib dan menaati protokol kesehatan. Para peserta masuk secara bergantian untuk mencegah kerumunan.
Semua peserta juga telah mengenakan masker dan tenaga kesehatan dalam aksi itu selalu melakukan sterilisasi setiap melayani peserta donor yang baru. Menyemprotkan cairan sanitasi dan mengenakan alat pelindung diri.
Kegiatan yang digelar Kodam IX/ Udayana serangakian Hari Juang Kartika ke-76 itu turut diikuti Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
“Kita biasa, hari-hari Angkatan Darat khususnya, melakukan donor darah. Kali ini dalam rangka Hari Juang Kartika kami gelar donor darah di Bali-Nusra,” ungkapnya.
Dia akan menjaga semangat para prajurit untuk berdonor darah, utamanya saat pandemi Covid-19.
Bukan saja di Bali, aksi kemanusiaan itu akan lebih digencarkan di NTT dan NTB yang merupakan wilayah teritorial Kodam IX/ Udayana.
Putu Dewi, salah satu Kowad yang berdonor mengaku bangga bisa berkontribusi kepada sesama yang membutuhkan darah. Dia mengaku rutin berdonor, karena rutin digelar Kodam IX/ Udayana.
“Sebetulnya perempuan berdonor itu sudah sering ya. Namun perempuan kan setiap bulan itu ada halangan, mungkin waktunya kurang tepat. Nah untuk ikut donor kan harus tes, bukan jarang ya, cukup sering perempuan berdonor,” tuturnya.
Kepala Unit Donor Darah PMI Provinsi Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, menyebut dukungan TNI dalam memenuhi kebutuhan darah di Bali sangat besar dan bekelanjutan.
“Bukan saja hari-hari besar, untuk kebutuhan darah harian, mereka juga siap berdonor,” ungkapnya. PMI Provinsi Bali sendiri gencar melayani kelompok-kelompok yang ingin menggelar donor darah.
Hal itu guna memenuhi kebutuhan bulan-bulan yang sepi donor darah. Saat ini daerah dengan kebutuhan darah yang relatif tinggi yakni Kota Denpasar, disusul Kabupaten Gianyar dan Tabanan.
Kata dia, kebutuhan darah suatu daerah dipengaruhi jumlah rumah sakit di daerah tersebut. Sementara ini, golongan darah AB dan Rhesus Negatif relatif terbatas.
“Kami memang mendeteksi siapa-siapa yang memiliki golongan darah AB dan rhesus negatif,” ungkapnya. (106)