Sumerta, DENPOST.id
Sebanyak enam penyanyi cilik lahir dari album Alit Pewaris Bali Dwipa (APBD) generasi ke-4 tahun 2021, yang diluncurkan bertepatan dengan Natal di Hotel Neo, Denpasar, Sabtu (25/12/2021). Mereka merupakan hasil seleksi dari puluhan penyanyi yang mendaftar.
Peluncuran turut dihadiri sejumlah pengamat dan pelaku musik Bali, seperti Ketua Pramusti Bali, IGN Murthana; musisi Dewa Sugama, pengamat musik anak-anak, Eka Mahardika Putra, sejumlah tokoh musik Bali lainnya dan pendukung masing-masing penyanyi cilik.
Ida Bagus Surya Kastawa atau Gus Saka, sebagai produser dari APBD 2021 mengatakan penggarapan album ini rampung dalam 12 bulan. Durasi itu, relatif lama dikarenakan pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19.
“Kami mulai garap awal 2021, dan pada 25 Desember ini baru kita bisa persembahkan,” tutur musisi yang turut menyumbang lagu dalam album APBD 2021 ini.
Kata dia, APBD yang lahir sejak tahun 2018 ini, ingin menjadi ruang kreatif yang mengedukasi anak-anak Bali mengenali Bahasa Bali, seni dan budaya Bali sejak dini.
Ketua panitia peluncuran album APBD 2021, I Dewa Agung Bagus Eka Pemayun mengatakan proses penggarapan cukup melelahkan. Supaya tidak menimbulkan kerumunan, maka pelatih vokal melakukan bimbingan secara door to door.
Melalui kegiatan ini, dia berharap para anak-anak yang terlibat dalam APBD 2021, dapat menggali potensinya, sehingga mampu menambah prestasi-prestasi, baik secara formal maupun nonformal.
Ketua Pramusti Bali, IGN Murthana alias Rahman mengapresiasi gerakan Gus Saka dan kawan-kawan untuk mewadahi musisi anak-anak ini. Pada tahap selanjutnya, dia berharap penyanyi yang terlibat dalam APBD 2021 agar aktif mencari peluang tampil, baik online atau offline.
Enam penyanyi cilik itu, yakni Setia dengan lagu “Tembang Katur Ring Ibu”; Indira dengan lagu “Masesuluh Sepanjang Yusa”; Gung Mirah Pemayun dengan lagu “Gering Gumi ring Bali”; Dayu Mas dengan lagu “Piteket Aji lan Biang”; Dayu Callysta dengan lagu “Suara Amatra”, dan Gung Gek Oryza dengan lagu “Sagung Wah”. (106)