Terapi Ikan Nilem untuk Saraf Kejepit Ada di Desa Ambengan

picsart 22 01 02 11 26 48 911
TERAPI IKAN - Pengunjung, saat terapi ikan Nilem, di Desa Ambengan, Sukasada, Sabtu (1/1/2022)

Singaraja, DENPOST.id

Ikan Nilem miliki nama ilmiah Osteochilus Vittatus, merupakan salah satu ikan air tawar yang biasanya dibudidayakan untuk kebutuhan konsumsi terutama di Pulau Jawa. Ikan ini, memiliki daging yang renyah dan cocok diolah dengan cara apapun.

Saat ini, ikan Nilem juga populer sebagai ikan terapi. Seperti yang dilakukan Ketut Yasa (45) warga Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Awalnya, Ketut Yasa membuat wahana kolam pancing di lahan miliknya di Banjar Dinas Pebantenan, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada pada tahun 2011. Kolam pancing itu pun dia buat karena hobinya memancing dan mengikuti berbagai lomba mancing di sejumlah tempat.

“Saat itu, saya ikut lomba mancing dan dapat hadiah sepeda motor Mio. Jadi, dari sana muncul ide membuat wahana kolam pancing dengan nama kolam pancing baru,” ucapnya, Sabtu (1/1/2022), di kolam pancing baru miliknya.

Seiring berjalannya waktu, penekun bela diri Lemkari ini juga membuat kolam terapi pancuran untuk tempat anak didiknya latihan. “Anak-anak didik saya biasanya latihan konsentrasi di kolam yang saya buat sendiri dan airnya murni mengalir dari alam,” bebernya.

Sampai pada suatu saat, Ketut Yasa mengalami saraf kejepit. Dia tak bisa menoleh karena syaraf di bagian tengkuknya kejepit. Terapi kolam pancuran nampaknya tak membuatnya sembuh. “Suatu malam saya seolah mendapat pawisik untuk membuat kolam terapi ikan Nilem ini. Perlahan saya wujudkan dan sampai akhirnya saya bisa menoleh dengan normal kembali,” ucapnya.

Dia pun ingin berbagi kesembuhannya itu, dengan siapa saja yang mau berkunjung ke kolam pancing baru miliknya. Dia tak memasang tarif untuk sekadar menancing, berenang maupun terapi ikan Nilem. Pengunjung cukup memasukkan uang secara sukarela ke dalam kotak yang ada dilokasi terapi. Khusus untuk ikan yang didapat dihargai sesuai harga pasaran. “Ikannya bisa dimasak di sini atau dibawa pulang,” imbuhnya.

Untuk yang ingin berkunjung, lokasinya satu jalur dengan Waterfall Jembong terus ikuti jalan aspal sampai di DTW Gatep Lawas. Lalu, ambil jalan ke kanan yang jalannya masih berupa rabat beton. (118)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini