Kuta, DENPOST.id
Selain banjir di Legian, sampah kiriman masih menjadi momok di Badung. Bahkan setiap tahun, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung harus ekstra kerja keras secara manual menangani melubernya sampah kiriman di seluruh pantai barat yang ada di Badung.
Seperti akhir tahun 2021 hingga awal 2022, serbuan sampah kiriman kembali datang menepi di bibir pantai. Untuk mengantisipasi agar tidak terlihat kumuh, DLHK Badung menerjunkan 400 personelnya untuk mengumpulkan sampah yang cukup banyak.
Sedangkan sampah yang terkumpul selama sebulan hingga 5 Desember 2022, mencapai 1.600 ton. Hal itu, diungkapkan Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gede Dwipayana, Rabu (5/1/2022).
Sejak awal kemunculan sampah di semua bentang pantai barat di Badung, hingga saat ini pihaknya telah berhasil mengumpulkan sebanyak 1.600 ton sampah kirimam. “Dari total 1.600 ton sampah tersebut, yang sudah terangkut baru sekitar 1.200 ton. Sisanya sebanyak 400 ton masih dikumpulkan di masing-masing Stop Over (STO),” ungkapnya.
Untuk awal tahun 2022, lanjut dia, terjadi pergeseran serbuan sampah kiriman ke arah pantai utara Badung. Seperti di Pantai Petitenget, Batubelig dan Brawa.
“Bahkan dari pengamatan kami di lapangan, jumlah sampah yang terkumpul cukup banyak berupa sampah kayu dan ranting,” imbuhnya.
Bukan hanya personel, pihaknya juga menurunkan alat berat berupa loader sebanyak empat unit, excavator satu unit, dan beach cleaner satu unit. Terlebih dari prediksinya sampah kiriman ini masih akan berdatangan dalam beberapa bulan ke depan. (113)