
Semarapura, DENPOST.id
Bertambahnya warga yang terpapar Covid-19 di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung mulai mengkhawatirkan banyak pihak. Apalagi kasus positif telah merembet hingga ke sekolah. Salah satunya di SMP Negeri 3 Dawan. Pihak sekolah setempat terpaksa menutup aktivitas belajar mengajar di dua kelas mengingat dua dari 9 orang yang positif Covid-19 di Desa Pikat rupanya masih berstatus pelajar kelas VII dan IX di SMPN 3 Dawan.
Tidak itu saja, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di sekolah, Satgas Penanganan Covid-19 bersama Dinas Kesehatan Klungkung juga melakukan tracing (penelusuran) di sekolah tersebut selama dua hari berturut-turut dari Selasa (25/1/2022) hingga Rabu (26/1/2022). Sebelum menjalani isolasi mandiri, kedua siswa tersebut sempat datang ke sekolah dan mengikuti pembelajaran.
“Tracing di SMPN 3 Dawan ini bermula dari orangtua dua orang siswa yang berasal dari Dusun Glogor, Desa Pikat positif Covid-19. Ketika kedua siswa tersebut ditracing, hasilnya mereka juga dinyatakan positif dan kenanya dari klaster keluarga,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, I Ketut Sujana.
Menurut Sujana, ada dua kelas di sekolah tersebut yang menjadi sasaran tracing, yakni siswa-siswa di kelas VIID yang berjumlah 24 orang dan siswa kelas IXB yang berjumlah 29 orang. Untuk sementara, mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, karena bukan merupakan klaster sekolah, maka tracing hanya difokuskan pada siswa di kelas itu saja. Sedangkan terhadap para guru dan tenaga kependidikan lainnya tidak dilakukan tracing.
“Tidak termasuk gurunya, karena dia siswa saja. Kacuali kalau klaster sekolah baru kita cek semua di sekolah,” imbuh Sujana.
Sementara ini hasil tracing yang sudah keluar baru untuk kelas IXB saja. Yang mana ke-29 siswa yang dites, semuanya dinyatakan negatif. Sedangkan untuk kelas VIID diperkirakan sore hari baru dapat diketahui hasilnya. Meski demikian, untuk saat ini, aktivitas pembelajaran di kedua kelas tersebut sudah ditutup untuk sementara. Para siswa kembali belajar secara daring hingga 5 hari ke depan.
“Sesuai SKB empat menteri kalau nonklaster sekolah dan itu di bawah 5 persen, hanya di ruang belajar (rumbel) itu saja yang dilakukan penutupan. Penutupan di kelas itu dilakukan selama lima hari. Sekarang dua kelas itu (VIID dan IXB) sudah ditutup. Siswa lakukan daring sejak kemarin sampai hari Sabtu,” ujar Sujana seraya berharap penularan Covid-19 ini tidak meluas dan yang terpenting tidak terjadi klaster sekolah. (119)