Bangli, DENPOST.id
Di tengah suasana persembahyangan Imlek di Kintamani, Bangli, fenomena hujan es juga kembali melanda, tepatnya wilayah Desa Batur. Gumpalan air es sebesar biji jagung diperkirakan muncul sekitar pukul 14.10 Wita, Selasa (1/2/2022).
Kondisi tersebut, sempat membuat warga kaget lantaran suara keras yang ditimbulkan terutama bagi warga yang rumahnya masih beratapkan seng.
Dikonfirmasi, Kelian Adat Batur Utara, I Ketut Wijaya membenarkan adanya fenomena hujan es tersebut. Menurut dia,
kejadian berlangsung selama 10 menit. “Gumpalan air es seukuran jagung ada juga yang kecil-kecil,” ungkapnya.
Kronologis kejadian, kata Wijaya, berawal dari turunya hujan disertai angin kencang di wilayah Kintamani. Hujan lebat terjadi tiga kali tahapan. Sekitar pukul 13.00 Wita, hujan turun dengan lebat, kemudian sempat mereda. Selanjutnya kembali hujan dan kembali mereda. Nah, saat tahap ketiga, hujan kembali lebat yang disertai gumpalan menyerupai es.
Sementara disinggung dengan pengaruh fenomena hujan es ini dengan kaitan dengan perayaan Hari Raya Imlek, jelasnya, sesuai denan kepercayaan masyarakat keturunan Tionghoa di Desa Adat Batur, kalau hari raya Implek disertai hujan dan angin kencang itu pertanda baik, yakni turunnya rezeki. “Kita harap fenomena hujan es ini berdampak posiif bagi kita semua, termasuk warga keturunan yang kini tengah merayakan Imlek,” harap Wijaya.
Sementara mengacu data dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menjelaskan bahwa fenomena hujan es adalah fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem. Yang mana, hujan es terjadi karena adanya awan cumulonimbus. Pada awan ini terdapat tiga macam partikel, yakni butir air, butir air super dingin dan partikel es, sehingga hujan lebat yang masih berupa partikel padat, baik es atau hail (hujan es) dapat terjadi, tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan cumulonimbus tersebut. (128)