Angkot Siswa Gratis di Klungkung Angkut Penumpang Umum

picsart 22 02 11 18 19 20 264
CARI PENUMPANG - Kondisi angkutan siswa gratis di Klungkung, yang mencari penumpang umum setelah PTM dihentikan sementara.

Semarapura, DENPOST.id

Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Klungkung telah dihentikan sementara sejak, Sabtu (5/2/2022). Hal ini menyusul meningkatnya penularan Covid-19 dari klaster keluarga yang merembet hingga ke bangku sekolah.

Sejalan dengan penutupan PTM tersebut, maka program angkutan siswa gratis yang digulirkan Dinas Perhubungan Klungkung turut dihentikan.

Kebijakan penghentian layanan angkutan siswa gratis ini, tentunya mengundang keluh kesah dari pada sopir. Mengingat, ada sebanyak 110 orang sopir yang diberdayakan untuk program tersebut.

Jika program dihentikan sementara, maka otomatis para sopir yang selama ini menerima upah harian di atas Rp100 ribu perhari akan kehilangan penghasilannya.

Baca juga :  Dampak Pandemi, Kutsel Nihil Pengajuan Ijin Hotel Baru

“Terus terang pak, belum ada satu bulan tahun kemarin kita mendapat penghasilan dari program angkutan gratis ini. Tapi sekarang dihentikan lagi tanpa kepastian,” ungkap salah seorang sopir, Suyasa, Jumat (11/2/2022).

Menurut Suyasa, selama ini dirinya bersama sopir yang lain sangat bersyukur dengan adanya program angkutan siswa gratis. Apalagi di tengah pandemi saat ini, kondisi penumpang juga sepi, sehingga upah yang diterima dari program tersebut, sangat membantu untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga :  40 Persen Orangtua Belum Setuju Belajar Tatap Muka

“Kalau sekarang program ini dihentikan tentu kami akan balik lagi cari penumpang dari masyarakat umum. Cuma sekarang kondisinya juga sepi,” keluhnya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra menyampaikan penghentian layanan angkutan siswa gratis tersebut dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Belum ada koordinasi dan dibahas mengenai kepastian dan gambaran sampai kapan (layanan angkutan siswa gratis) dihentikan,” ujar Sucitra.

Sucitra menyadari kebijakan penghentian layanan angkutan siswa gratis ini, mengundang keluh kesah dari pada sopir. Mengingat, ada sebanyak 110 orang sopir yang diberdayakan untuk program tersebut. Jika program dihentikan sementara, maka otomatis para sopir yang selama ini menerima upah harian di atas Rp100 ribu perhari akan kehilangan penghasilannya.

Baca juga :  Sekda Adi Arnawa Tinjau Malam Natal di Badung

“Sopir angkutan siswa gratis ada 110 orang, upahnya berbeda-beda sesuai jenis kendaraannya. Tapi rata-rata jasanya di atas Rp100 perhari,” jelas Sucitra.

Meski dikeluhkan oleh para sopir, Sucitra berharap kebijakan yang telah menjadi keputusan pemerintah daerah bahkan hingga pemerintah pusat tersebut, dapat dipahami. (119)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini