
Pesanggaran, DenPost.id
Gubernur Bali Wayan Koster melaksanakan groundbreaking (peletakan batu pertama) relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati ke Pesanggaran, Denpasar, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid, Nusa Penida, Klungkung, pada Jumat (18/2/2022).
Acara ini juga dihadiri oleh Kapolda Bali Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali Ade T. Sutiawarman, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kadisnaker ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Dirut PT Indonesia Power Ahsin Sidqi, dan PLN Group.
Gubernur Koster dalam sambutannya menyatakan bahagia karena PT PLN (Persero) memulai relokasi PLTG Grati Ke Pesanggaran dengan kapasitas 2 X 100 MW dan pembangunan PLTS hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MW. Hal ini sejalan dengan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ dengan menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai Prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945. Implementasi visi ini salah satunya menciptakan kualitas udara yang bersih demi terciptanya kualitas hidup yang sehat di Pulau Bali dengan menerapkan sumber energi ramah lingkungan sesuai Pergub Bali No.45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dengan melaksanakannya dari hulu sampai hilir. “Bali secara regulasi juga memiliki Pergub No.48 Tahun 2019 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dengan tujuan menciptakan kualitas udara yang bersih. Penggunaan kendaraan motor listrik tidak akan menimbulkan polusi suara dan tidak mencemari udara atau mengeluarkan asap,’’ tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Menurut dia, Bali yang bersih juga memberikan rasa nyaman dan berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan. Sebelum pandemi, jumah kunjungan wisatawan naik dari 6 juta menjadi 6.300.000 wisman dan dari 9 juta menjadi 10.500.000 wisdom yang berkunjung ke Bali, karena ada kebijakan Pergub Bali No.97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. “Penggunaan energi bersih di Bali mendapat respons positif dan apresiasi dari sejumlah negara,” beber Gubernur tamatan ITB ini.
Mantan anggota DPR RI tiga periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini kemudian menyoroti energi listrik di Bali yang sebagian masih menggunakan bahan bakar fosil. Atas kondisi itu, dia kemudian bicara dengan Menteri ESDM RI untuk minta agar yang berbahan bakar fosil ini ditransisikan paling tidak menggunakan gas/PLTG seperti di Gillimanuk, Jembrana, serta di Celukanbawang dan Pemaron, Buleleng.
Gubernur Bali menargetkan Bali mandiri energi dengan energi bersih dengan rencana dibangunnya tenaga listrik yang bisa memenuhi kebutuhan energi untuk konsumsi domestik atau konsumsi wisatawan, hotel, restoran, serta industri di Pulau Dewata. “Mengapa Bali ini perlu mandiri energi, selain untuk kebutuhan domestiknya? Karena Bali adalah pintu masuk wisata dunia terbesar di Indonesia, sehingga harus memiliki kepastian keberlanjutan dari kebutuhan energi yang bisa dikelola dan dikontrol langsung oleh daerah. Sekarang disiapkan kebijakan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dimana nanti diharapkan agar rumah, hotel, restoran, perkantoran, pasar swalayan, serta fasilitas umum, menggunakan rooftop. Kalau di Bali begini, maka keren dan betul-betul menjadi destinasi pariwisata yang digemari oleh masyarakat luar,” jelas Gubernur Koster.
Dia menegaskan Bali sebagai tuan rumah KTT G20 melalui Presiden Joko Widodo meng-endorse tiga topik utama yang akan diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia yakni: sistem kesehatan dunia; transformasi ekonomi dan digital; serta transisi energi. “Bapak Presiden mendorong dalam rangka G20 agar ada showcase tentang energi bersih. Makanya saya ucapkan terima kasih ke PLN yang melakukan relokasi ini dan harus dilaksanakan dengan disiplin serta berkualitas, karena G20 berlangsung pada November 2022. Jadi akhir Oktober paling lambat harus jadi dan beroperasi, serta menjadi showcase G20, termasuk yang di Nusa Penida terkait hybrid. Selain ada penerangan jalan umum menggunakan solar cell dan kendaraan listrik,” jelas orang nomor satu di Pemprov Bali ini.
Gubernur Koster minta kepada PLN supaya meneruskan komitmen ini, sampai betul-betul terwujud Bali mandiri energi dengan energi bersih. ‘’Kita doakan PLN lebih progresif untuk mencapai energi bersih tahun 2025 sebanyak 23 persen,’’ tandas Koster.
Direktur Utama PT. PLN (Persero) Darmawan Prasodjo melaporkan relokasi PLTG Grati yang berkapasitas 2 X 100 MW ke Pesanggaran akan beroperasi atau commercial operation date (COD) pada Oktober 2022, setelah melalui proses pekerjaan sipil, transportasi dan dismartling, instalasi common system, instalasi electrical, instalasi system control common, dan commisioning. Setelah itu COD keduanya dilakukan tahun 2023. Sedangkan untuk pembangunan PLTS hybrid di Nusa Penida dengan memiliki kapasitas 3,5 MW. ‘’Ini akan menjadi pembangkit pertama di Bali dan jadi showcase KTT G20. Karena itu, relokasi ini tidak mungkin terlaksana, kalau ini hanyalah inisiatif dari PLN. Jadi program ini terlaksana berkat inisiatif Bapak Gubernur Bali yang luar biasa menginspirasi dengan memiliki visi kepemimpinan yang visioner, detail dalam bekerja, dan sangat futuristik (menggambarkan masa depan) untuk Bali, sehingga ini menjadi cambuk bagi jajaran PLN agar bekerja lebih optimal mewujudkan energi bersih di Bali,’’ tandas Darmawan Prasodjo. (wir)