Semarapura, DENPOST.id
Dua tahun pandemi Covid-19 telah berjalan. Kondisi ini tak hanya melumpuhkan sektor perekonomian masyarakat, namun juga membuat keteter sejumlah panti asuhan yang ada di Klungkung.
Salah satunya panti Asuhan Semara Putra di Jalan Dewi Sartika. Ketika pandemi meluas, satu persatu donatur tetap mengundurkan diri. Bahkan, banyak anak asuh harus dipulangkan lantaran pihak pengelola kewalahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seperti yang disampaikan salah seorang pengurus panti, Kadek Sukarya. Pihaknya mengaku sempat panik karena tak memiliki persiapan apapun dalam menghadapi situasi genting seperti itu. Banyak donatur tetap yang sebelumnya bergelut di bidang pariwisata memilih mengundurkan diri.
Akibatnya, operasional panti yang sebelumnya hanya mengandalkan sumbangan donatur seolah diterpa badai.
“Terus terang saat pandemi tahun 2020, kami tidak ada kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan logistik anak-anak. Karena para donatur tidak ada,” ungkap Sukarya, Kamis (24/2/2022).
Menurut Sukarya, pihaknya bersama pengelola lainnya sempat ingin menyerah, dengan menutup sementara operasional panti asuhan. Namun, akhirnya hanya sebanyak 28 anak dari 40 anak yang sebelumnya diasuh di panti tersebut dipulangkan. Mereka yang dipulangkan adalah anak-anak yang masih memiliki sanak saudara di tempat asalnya.
Sedangkan 12 lainnya masih dirawat di panti asuhan lantaran betul-betul tidak memiliki keluarga lagi. “Pada tahun 2020, tersisa 12 anak yang tidak memiliki keluarga dan dengan kondisi tertentu sehingga memang tidak bisa dipulangkan. Saat itu, mau makan saja rasanya susah sekali apalagi untuk yang lain, seperti pendidikan jadi beban yang sangat besar di panti asuhan,” keluhnya.
Selepas puluhan anak dipulangkan, pada Agustus 2020, ketika sudah ada kelonggaran penyekatan (PPKM), Sukarya bersama rekan pengelola pasti asuhan berinisiatif untuk mengunjungi anak-anak panti di rumah mereka masing-masing. Ironisnya, kondisi mereka saat di rumah juga tidak lebih baik dibandingkan kondisi di panti. Karena selain tempat tinggal yang tidak layak, banyak pula yang kesulitan makan.
Melihat kondisi tersebut, pihak panti kembali mengajak anak-anak malang tersebut tinggal di Panti Asuhan Semara Putra.
Kini, ada 35 anak yang menggantungkan hidupnya di Panti Asuhan Semara Putra. Sementara, sumbangan dari donatur masih belum stabil, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain mengandalkan sumbangan, mereka juga memanfaatkan lahan di panti untuk menanam sayur, buah-buahan dan juga berlatih budidaya ikan.
Bahkan untuk berhemat biaya, Sukarya mengatakan harus menyederhanakan menu makanan. “Menu makanan kita sederhanakan, dulu bisa setiap hari makan isi daging sekarang paling hanya dua kali dalam seminggu. Kami juga tidak ingin, tapi ini harus kami lakukan karena kondisi. Kami tidak tahu, kapan donatur akan datang lagi,” imbuhnya.
Ditanya soal ada tidaknya bantuan dari pemerintah? Sukarya mengatakan selama ini bantuan dari pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Klungkung masih rutin disalurkan. Bantuan yang diberikan berupa sembako ataupun kebutuhan sehari-hari. Jika dinominalkan, jumlahnya sebesar Rp3 juta perbulan.
Sukarya tentunya sangat bersyukur dengan perhatian pemerintah tersebut, hanya saja jika dibandingkan dengan jumlah anak asuh, nominal tersebut pastinya tidaklah cukup.
“Kalau kita hitung-hitung operasional kami bisa Rp25 juta sampai Rp27 juta, itupun sudah sangat iritan sekali. Sehingga kami masih sangat kekurangan,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya mengatakan kalau di Klungkung total ada empat panti asuhan. Dari jumlah tersebut, sejauh ini hanya Panti Asuhan Semara Putra yang secara rutin diberikan bantuan. Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok dengan anggaran mencapai Rp35 juta sampai Rp36 juta pertahun. “Karena, di Panti Asuhan Semara Putra ada anak asuh yang disabilitas. Sesuai SOP kita, kita prioritaskan bantu yang disabilitas. Sebelum penyaluran bantuan juga didahului dengan pengajuan proposal,” terangnya. (119)