Kedonganan, DENPOST.id
Tradisi Mebuug-buug kembali digelar di Kedonganan, Jumat (4/3/2022). Tradisi ini, berlangsung di pantai timur Kedonganan. Di mana, para pemuda dan juga warga berangkat dari pantai barat dengan berjalan kaki ke pantai timur atau kawasan mangrove.
Selanjutnya mereka masuk ke tengah kawasan mangrove, dengan menyusuri aliran sungai dengan jarak ratusan meter. Sesampainya di tepi teluk Benoa atau di tengah rawa-rawa, mereka melumuri dirinya dengan lumpur merah. Bahkan ada yang dihiasi dengan batang pohon kecil di atas kepalanya.
Setelah membaluri tubuhnya dengan lumpur, iring-iringan sambil menyanyi kembali ke pantai barat untuk membersihkan tirta. Sebelum masuk ke kawasan mangrove, mereka diperciki tirta oleh pemangku setempat.
Bendesa Adat Kedonganan, Wayan Merta memaparkan tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh leluhur. Walau sempat redup, tradisi ini kembali dibangkitkan.
Adapun makna dari Mebuug-buugan, kata dia, ada dua yakni pertama mengucapkan puji syukur atas hasil laut yang didapat warga Kedonganan di pantai barat. Sedangkan lumpur yang dibalurkan di pantai timur diibaratkan kotoran yang melekat pada diri mereka atau pembersihan terhadap sifat-sifat buruk yang ada dalam diri yang dilakukan di pantai barat.
Karena dalam situasi pandemi, tradisi ini dilaksanakan secara interen tanpa mengundang pihak luar. (113)