
Sumerta, DenPost
Penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol, perjanjian penjaminan dan perjanjian regres, menandai mulainya pembangunan jalan tol jalur Gilimanuk (Jembrana) – Mengwi (Badung). Penandatanganan dilangsung pada Selasa (8/3/2022) di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Gedung Jaya Sabha, Denpasar, yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster.
Di hadapan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol dan unsur Badan Usaha Jalan Tol, Gubernur Koster mengusulkan agar jalan tol Gilimanuk-Mengwi dinamai Tol Jagat Kerthi Bali. “Memiliki makna bahwa jalan tol ini merupakan infrastruktur perekonomian yang akan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kehidupan masyarakat,” terang Gubernur di podium.
Atas pembangunan infratruktur ini, dia berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memberi restu. Menurut Gubernur Koster, pembangunan Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara, secara terintegrasi serta terkoneksi sebagai implementasi visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
Pembangunan jalan tol dilaksanakan oleh konsorsium tiga perusahaan yaitu PT Sumber Rhodium Perkasa, PT Cipta Sejahtera Nusautama, dan PT Bumi Sentosa Dwi Agung. Jalan tol ini memiliki panjang total 96,21 km, dengan lebar 40 meter, serta melewati tiga kabupaten (Jembrana, Tabanan, dan Badung), 13 kecamatan (lima Kecamatan di Jembrana, tujuh kecamatan di Tabanan, dan satu kecamatan di Badung), juga 57 desa (31 desa di Jembrana, 24 desa di Tabanan, dan dua desa di Badung).
Disepanjang jalan tol akan dibangun empat tempat istirahat/rest area (dua tempat di Jembrana dan dua tempat di Tabanan). Tempat istirahat itu akan dijadikan sebagai area untuk UMKM.
Jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini memiliki tiga jalur yakni jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor, dan jalur khusus sepeda, serta dilengkapi enam simpang susun/interchange (Cekik, Banyubiru, Negara, Pekutatan, Soka, dan Wanasari).
Model jalan tol yang memiliki tiga jalur seperti ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia. Selain itu, di sepanjang jalan tol, dibangun lintasan berupa 28 jalan bawah tanah/underpass, 82 jalan layang/overpass, dan 50 jembatan, serta 13 talang irigasi.
Pembangunan lintasan ini dilakukan agar tidak mengganggu jalan yang dipakai untuk kepentingan upakara adat/melasti dan tidak mengganggu sistem irigasi/subak. Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai pada tahun 2024.
Proses pembangunan diawali dengan penetapan lokasi berkenaan dengan jalur jalan oleh Gubernur Koster yang diserahkan ke Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR. Selanjutnya dilakukan penentuan harga lahan yang dibebaskan oleh lembaga independen dengan mengacu pada Undang-undang No.2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono menegaskan bahwa pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi memperhatikan lingkungan, dan dilaksanakan dengan tata kelola yang baik dengan penuh tanggung jawab. “Harus dilaksanakan dengan kerja keras, mencapai hasil yang berkualitas. Pekerjaan diharapkan berjalan lancar dan sukses mulai tahun 2022 dan selesai tahun 2024. Karena itu Menteri melakukan pengawasan secara ketat,” ungkapnya. (wir)