Denpasar, DenPost.id
Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly di Nusa Dua, Kuta Selatan (Kutsel), pada 20-24 Maret 2022 menjadi momentum Bali untuk bangkit, khususnya sektor ekonomi dan pariwisata. Even internasional ini mengundang anggota parlemen dari berbagai belahan dunia. Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan hal ini Minggu (12/3/2022).
Dia menambahkan sidang IPU menjadi momentum awal untuk menyatakan kepada dunia bahwa Indonesia, terutama Bali, siap kembali membuka diri untuk internasional. ‘’Intinya kami terus mengawal agar kasus covid-19 dapat dikendalikan. Even ini dalah momentum yang sangat baik,” tambah anggota Komisi VI DPR RI ini saat dihubungi lewat telepon.
Menurut Putu Rudana, sidang IPU nanti sebagai bukti untuk memperkuat pesan bahwa Indonesia berhasil menerapkan protokol kesehatan (prokes) covid-19, dan melaksanakan vaksinasi secara maksimal, terutama di Pulau Dewata. Selain itu, momentum ini untuk menyampaikan kepada dunia bahwa penerapan prokes dan vaksinasi sudah maksimal yaitu vaksin dosis 1, vaksin dosis 2 dan dosis 3 (booster), khususnya di Bali yang memang sangat siap. ‘’Yang ketiga: kita menunjukkan kepada dunia bahwa kita sudah siap dikunjungi wisatawan,” beber putra pemilik Museum Rudana, Peliatan, Ubud, I Nyoiman Rudana ini.
Putu Rudana juga mengungkjapkan bahwa sidang ke-144 IPU rencananya dihadiri lebih dari 100 delegasi dunia. Mencermati tungginya antusiasme anggota parlemen dunia ini, maka rangkaian acara ini bisa jadi merupakan even internasional terbesar menjelang akhir pandemi covid-19. “Dengan persiapan singkat, dan tantangan pandemi adalah sesuatu yang luar biasa. Situasi ini menunjukkan bahwa Indonesia itu betul-betul siap menjadi tuan rumah even terbesar parlemen dunia,” tegas politisi Partai Demokrat ini.
Mengenai kesiapan stakeholder pariwisata di Bali, Putu Rudana mengatakan bahwa pelaku pariwisata dan masyarakat di Bali sudah lama menyiapkan diri menanti momen itu. Masyarakat Bali menyatakan sebenarnya dari dulu sudah siap, dari dulu menyuarakannya. ‘’Tapi justru kami yang menjawab dari parlemen dengan kegiatan perdana ini yaitu siding IPU bakal diadakan di Bali dan ini momentum yang baik untuk semua pihak,” tambahnya.
Putu Rudana juga menyebut sidang IPU juga bakal dimanfaatkan dengan baik untuk mencari satu sisi bersama mengenai isu-isu perubahan iklim serta isu yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan, serta penggunaan energi yang bersih. Tantangan terbesar saat ini yakni mencapai target-target pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) 2030.
Dengan demikian, momen ini harus menjadi komitmen global bagi dunia menuju pembangunan berkelanjutan. “Ini menjadi penting bahwa Bali, yang sudah memiliki kearifan lokal, mesti memanfaatkan energi yang erat dengan isu dampak lingkungan yang minim. Contoh di Bali ada subak yang menggunakan energi alam. Demikian juga perayaan hari subi Nyepi, bumi diberikan waktu istirahat selama 24 jam. Momen ini menjadi contoh yang baik menuju lingkungan yang lebih baik ke depan,” jelasnya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan filosofi kearifan lokal Bali salah satunya Tri Hita Karana (THK) menjadi tolok ukur atau konsep yang bisa menjadi sumbangsih nyata bagi dunia untuk lebih menjaga bumi dan lingkungan. “Isu-isu ini diangkat, di samping isu-isu lain yang berhubungan dengan penggunaan energi bersih. Konsep green economy (ekonomi hijau) menjadi sangat penting karena ekonomi tetap tumbuh serta ramah lingkungan, dan masyarakat ikut terlibat,” tandasnya. (r)