Jakarta, DENPOST.id
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menggelar rangkaian kegiatan perayaan hari suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944, sebagai bentuk rasa syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan juga sebagai bentuk dukungan pada program-program pemerintah sesuai tema “Aktualisasi Nilai Tat Twam Asi dalam Moderasi Beragama Menuju Indonesia Tangguh”.
Ketua Umum Panitia Perayaan Nyepi 1944, Brigjen TNI Putra Widiastawa dalam press release di Jakarta, Sabtu (19/3/2022), memaparkan pemilihan tema ini sejalan dengan rencana pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mencanangkan Tahun 2022 ini sebagai Tahun Toleransi agar Indonesia menjadi barometer kerukunan umat beragama di dunia.
Salah satu hari suci umat Hindu di Indonesia, yakni hari suci Nyepi, yang dirayakan setahun sekali dalam rangka menyambut tahun baru saka. Di mana, hari suci Nyepi ini sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak, 19 Januari 1983 melalui Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1983.
Pada tahun 2022 ini, umat Hindu merayakan hari suci Nyepi pada, 3 Maret, dan perayaannya akan disesuaikan dengan Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Nomor: 37A/PHDI Pusat/I/2022, tentang Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 Tahun 2022.
Adapun rangkaian ritual perayaan hari suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 yang telah dilaksanakan, yakni mekiyis/melasti yang dilaksanakan menyesuaikan dengan kondisi wilayah/daerah masing-masing, tawur kesanga di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa yang pelaksanaannya harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat, tawur agung kesanga tingkat nasional yang dilaksanakan di Pelataran Candi Prambanan yang tentunya juga menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat, Rabu (2/3/2022).
Catur brata 0enyepian pada Kamis (3/3/2022), dilaksanakan umat Hindu di kediaman masing-masing dan diakhiri dengan ngembak geni pada, Jumat (4/3/2022). “Selain acara ritual yang merupakan implementasi hubungan manusia dengan sang pencipta, rangkaian perayaan hari suci Nyepi juga dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang mengandung makna membangun keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam dan antara manusia dengan sesama, sehingga paripurna dalam mewujudkan pengamalan ajaran Tri Hita Karana,” ucap Widiastawa.
Sementara itu, rangkaian kegiatan juga akan diawali dengan bakti sosial pelaksanaan vaksin booster massal untuk umum, Minggu (20/3/2022), di Pura Kertajaya Tangerang. Kegiatan merupakan kerjasama panitia Dharma Shanti Nasional PHDI Pusat, dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Yayasan Vidya Kertaya, dan PHDI Provinsi Banten, serta RS Mayapada untuk cek gula garah gratis.
Sedangkan simakrama kebangsaan di Pura Gunung Salak, yang rencananya akan dilaksanakan, Sabtu (26/3/2022), yang merupakan kerjasama panitia Dharma Shanti Nasional dengan kampus STAH DN Jakarta, dan MPR RI.
Selain itu juga akan dilaksanakan bakti sosial berupa pemberian santunan kepada anak yatim piatu di Jabodetabek, Minggu (3/3/2022), di Wantilan Pura Rawamangun, Jakarta Timur. Kemudian sebagai puncak acara rangkaian Nyepi 1944 adalah Dharma Shanti Nasional Nyepi Tahun Saka 1944/2022, yang rencananya dilaksanakan di Aula Gedung Nusantara IV DPR RI, Kompleks Senayan, Jakarta, Minggu (10/4/2022).
Dalam kesempatan tersebut, sekretaris umum panitia, Komang Koheri juga menyampaikan harapannya agar rangkaian acara Nyepi 1944 dapat meningkatkan kualitas Sradha (keimanan) dan Bhakti (ketaqwaan) umat Hindu. Hal tersebut sebagai perwujudan pengamalan Dharma Agama dan Dharma Negara, serta meningkatkan pengendalian diri dan merajut keberagaman dalam kebersamaan antara warga bangsa melalui kehidupan beragama yang moderat, guna memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa.
Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menambahkan pelaksanaan keseluruhan rangkaian acara tetap memperhatikan protokol kesehatan. Wisnu Bawa menyampaikan pesan bahwa bangsa Indonesia, adalah bangsa yang beragam yang perlu dikelola agar menjadi kekuatan seperti taman yang indah justru karena adanya aneka bunga berwarna warni.
“Umat Hindu harus bisa memberi sumbangsih pemikiran, wacana dan implementasi nyata dalam mengharmonisasikan keberagaman tersebut ke dalam sebuah orchestra kehidupan yang dapat mengalunkan nada-nada kedamaian, ketenangan, dan kerukunan antarumat. Oleh karena itu, umat Hindu harus memiliki sikap saling menghargai dan menghormati untuk merekatkan keberagaman yang kita miliki,” pungkasnya.(115)