
Jembrana, DENPOST.id
Aparat kepolisian di tiga wilayah di Bali yakni Jembrana, Buleleng dan Bangli, Selasa (22/3/2022) serentak memantau distribusi dan pemasaran minyak goreng. Hal ini untuk mencegah kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Di Jembrana, jajaran Polsek Melaya dipimpin Kanit Reskrim Plsk Melaya Iptu Widagda Putra melakukan pemantauan di Pasar Melaya.
Pemantauan ini menyusul adanya informasi di beberapa daerah telah terjadi kelangkaan pasokan minyak goreng sehingga masyarakat kesulitan untuk mencari minyak goreng.
Kapolsek Melaya, Kompol I Made Katon, mengatakan setelah dilakukan pengecekan ke pasar, tidak ditemukan terjadi kelangkaan minyak dan pasokan masih aman. “Cuma harga masih tinggi Rp 22 ribu per kilogram.
Mudah-mudahan nanti biaa kembali stabil,” harapnya.
Di Buleleng, Kapolres Buleleng, AKBP Andrian P, menurunkan personel untuk melakukan pengecekan langsung ke distributor, pengecer, toko retail dan pedagang minyak goreng di pasar-pasar.
Pengecekan minyak goreng tidak hanya dilakukan di wilayah kota, tetapi juga dilakukan di wilayah polsek jajaran di wilayah Hukum Polres Buleleng seperti Polsek Kubutambahan dan Polsek Sawan.

Ada 6 distributor di wilayah Singaraja yang didatangi petugas. Hasilnya, stok minyak goreng masih aman dan siap didistribusikan.
Begitu pun di toko-toko dan juga di pasar-pasar, ketersediaan minyak goreng masih memadai.
Kapolres Buleleng mengimbau, sesuai dengan Surat Kementrian Perdagangan Nomor : 84/PDN/SD/03/2022 tanggal 16 Maret 2022 untuk mendukung kelancaran Penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) agar memerintahkan jajaran pengelola pasar memasang spanduk HET minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
“Kegiatan ini akan terus dilakukan secara berkesinambungan untuk menghindari penimbunan minyak goreng yang akan mengakibatkan kelangkaan,” tegas Andrian.
Sementara di Bangli, jajaran Samapta Polres Bangli menyisir ketersediaan minyak goreng di sejumlah toko medern.
Kegiatan dipimpin Kasat Samapta Polres Bangli, AKP IB Ketut Karyawan. Selain di toko modern, hal serupa juga dilakukan di pasar tradisional seperti Pasar Kidul. “Penyisiran dilakukan guna mencegah adanya aksi terjadinya penimbunan dan ketersediaan minyak goreng sebagai dampak dari langka dan mahalnya minyak goreng di pasaran,” ucap Karyawan.

Dalam kesempatan tersebut
anggota Samapta Polres Bangli juga memberikan tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya gangguan Kamtibmas. “Dari hasil pantauan kami ketersediaan minyak goreng masih normal dan mencukupi, namun memang dengan harga lebih tinggi dibandingkan biasanya,” sebutnya.
Salah seorang pedagang sembako di Pasar Kidul, Bangli mengaku dirinya tak berani membeli minyak goreng terlalu banyak untuk dijual. Selain keberadaanya langka, harganya juga melambung. “Per kemarin harga satu liter minyak goreng mencapai Rp 23.000 hingga Rp 25.000, tergantung merk. Sedangkan yang dua liter mulai Rp 46.500 hingga Rp 50.000. Kalau beli banyak takutnya besok malah turun drastis. Orang-orang belinya juga tidak berani banyak, palingan yang sebotol ukuran kecil,” ungkapnya.
Dayu Sekar, salah seorang pembeli yang ditemui di Pasar Kidul mengaku dirinya harus irit menggunakan minyak goreng. Dalam kondisi seperti sekarang ini dirinya mengaku lebih banyak menggunakan minyak goreng tradisional yang harganya masih stabil yakni Rp 12.000 hingga Rp 13.000 untuk ukuran 600 mililiter. “Untuk menumis yang ringan-ringan sementara pakai margarin saja,” katanya. (120/118/128)