
Semarapura, DENPOST.id
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Dusun Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung kini sudah berubah. TPA terbesar pada masanya tersebut, kini hanya menjadi lokasi pembuangan sampah residu.
Hal inipun membuat para pemulung harus bersaing mendapatkan makanan basi untuk pakan ternak babi mereka.
Seperti yang dilakukan Ni Nyoman Narti. Diusianya yang sudah uzur, wanita asal Banjar Pasekan ini harus berebut dengan pemulung yang lain jika ada sampah organik. Dengan tubuh ringkihnya tentu ia tak sanggup bersaing.
Oleh karena itu, dirinya hanya mencari pakan babi dari sampah-sampah yang tak diperebutkan lagi. “Dari pagi saya sudah berangkat ke sini. Tapi sampai siang belum tentu saya dapat. Sekarang saja saya belum dapat apa-apa. Kalau dulu gampang, mencari dua atau tiga plastik makanan basi untuk pakan babi di sini,” ungkap Narti, Jumat (8/4/2022).
Menurut Narti, dirinya sudah lebih dari sepuluh tahun menghabiskan waktu di eks TPA Sente. Berbekal pisau berkarat dan karung beras, ia setiap hari mengais sampah organik untuk pakan babi. Namun, semenjak TPA Sente digunakan sebagai pembuangan sampah residu, dirinya kesulitan mendapat makanan basi. Sebab, sampah sudah dipilah, sehingga yang terbuang ke TPA Sente hanyalah sampah yang sudah tak bisa dimanfaatkan lagi.
Keterbatasan hasil memulung untuk pakan ternak ini membuat Narti harus mengurangi babi peliharaannya. Karena sebelumnya, ia bisa memelihara 10 ekor babi. Namun, dengan kondisi sekarang ia hanya bisa memelihara dua ekor babi saja.
“Kalau beli pakan ternak mahal sekali. Saya tidak bisa beli. Kadang juga tidak ada yang jual. Jadi saya hanya pake sisa-sisa makanan yang dapat di sini (TPA Sente-red) saja,” ujarnya. (119)