Kutsel, DENPOST.id
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 pada Mei 2022, di ITDC Nusa Dua, para siswa dan guru SMPN 3 Kuta Selatan, melaksanakan simulasi gempa bumi dan tsunami tingkat sekolah di SMP Negeri 3 Kelurahan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Jumat (22/4/2022).
Acara dihadiri Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Republik Indonesia, Wakil Khusus Sekjen PBB untuk Penanggulangan Resiko Bencana, Ms. Mami Hizutori; Kepala BNPB Letnan Jend. TNI Suharyanto; Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Kepala BPBD Badung, I Wayan Darma, Lurah Tanjung Benoa, para kaling adat dan dinas se-Tanjung Benoa, para guru, serta siswa SMPN 3 Kuta Selatan.
Acara simulasi diawali dengan kegiatan belajar siswa di masing-masing kelas dan dilakukan adegan terjadinya bencana gempa bumi. Selanjutnya para siswa keluar kelas yang dibarengi para guru untuk menuju titik kumpul penyelamatan dan dievakuasi ke salah satu hotel terdekat yang memiliki lantai lebih tinggi.
Mengingat lokasi sekolah dekat dengan pantai, tentu untuk penyelamatan diri akan menuju tempat yang paling tinggi yang ada di sekitar sekolah dan hotel yang memiliki ketinggian 3 lantai.
Kepala BPBD Badung, I Wayan Darma mengatakan simulasi ini sudah memakai standar evakuasi Internasional. Pihaknya mewakili Pemerintah Kabupaten Badung, sangat bangga karena Badung dipakai sebagai percontohan bagi penyelamatan dampak gempa yang berindikasi gelombang besar, yakni tsunami.
Simulasi ini tentu memberikan edukasi untuk kepada semuanya, terutama kepada siswa dan guru di pesisir bilamana ada bencana gempa yang berdampak pada tsunami, mengingat lokasi sekolah SMPN 3 Kuta Selatan ini terletak di Kelurahan Tanjung Benoa, yang dekat dengan pantai dan dikelilingi laut.
Sementara Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati mengatakan bencana tidak dapat dipastikan kapan datangnya, dengan teknologi yang ada setidaknya dapat memprediksi terhadap bencana yang ada untuk selalu berjaga-jaga. Kelurahan Tanjung Benoa merupakan salah satu kelurahan di Kabupaten Badung, yang berada di area bahaya tsunami.
Karakter wilayah yang datar dan jauh dari area aman tidak memungkinkan untuk menuju daerah yang lebih tinggi tepat waktu. Untuk itu, pilihan terbaik untuk evakuasi adalah secara vertikal menuju bangunan tinggi atau minimal berlantai 3 yang masih berdiri pascagempa. (113)