Negara, DENPOST.id
Lomba kuliner dilaksanakan Sabtu (30/4/2022), serangkaian HUT PDI P di Jembrana. Lomba kuliner yang mengangkat arak Bali, masakan tradisional Bali dan barista kopi Bali, dilaksanakan di Mendopo Kesari.
Tiga jenis lomba diikuti belasan peserta, baik dari kalangan muda (milenial), koki hingga sekolah-sekolah. Salah satu menu unggulan dalam lomba ini, adalah jukut serapah yang merupakan khas Jembrana.
Lomba yang digelar, di antaranya mixology arak Bali diikuti 10 peserta, barista kopi Bali (11 peserta) dan kuliner pendamping beras melibatkan delapan peserta.
Di mixology arak Bali, peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan milenial cukup antusias dan menampilkan berbagai kreasi menggunakan bahan arak Bali. Begitu halnya kuliner pendamping beras yang mengkreasikan makanan-makanan khas Jembrana, seperti jukut serapah, tuna nyat-nyat, nasi sawut, lawar klungah, dan lain-lain.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengatakan lomba ini merupakan langkah nyata dan konsistensi partai dalam upaya membumikan ajaran Bung Karno. Salah satu ajaran ideologi Tri Sakti, yakni berdikari dalam ekonomi. Resep kuliner Nusantara yang memiliki kekayaan jenis, patut dipertahankan. Bahkan Bung Karno membuat buku khusus kuliner Nusantara berjudul Mustika Rasa, yang isinya memuat ribuan resep kuliner Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
“Bung Karno tidak menghendaki lidah dan perut Bangsa Indonesia, dijajah makanan import. Diplomasi tidak hanya terjadi di podium atau meja bundar, tetapi bisa juga di meja makan lewat kuliner yang menjadi kekayaan Nusantara. Dan kami PDI Perjuangan membumikan kuliner Nusantara ini,” kata Kembang Hartawan.
Karena itu, para pemuda, khususnya harus bangga Indonesia mempunyai resep makanan tradisional Nusantara yang kaya akan cita rasa. Dari pengamatan Kembang, hasil yang disajikan pada lomba yang digelar kedua kalinya ini, sudah ada inovasi tanpa keluar dari ciri tradisional. “Termasuk dengan mixology arak Bali, banyak kreasi. Ini (arak Bali-red) merupakan produk lokal kita dan kita harus bangga. Kalau Jepang punya sake, Korea punya soju, kita punya arak Bali,” ucap Kembang Hartawan. (120)