Ramai Dikunjungi Wisatawan, Tingkat Hunian Hotel di Nusa Penida Masih Sepi

picsart 22 05 03 19 37 20 159
SAPA WISATAWAN - Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, saat menyapa wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida, Selasa (3/5/2022)

Semarapura, DENPOST.id

Wilayah Nusa Penida mulai ramai dikunjungi wisatawan saat libur panjang Idul Fitri. Hanya saja, tingkat okupansi atau hunian penginapan, baik hotel atau bungalow di wilayah kepulauan tersebut masih sepi, yakni sekitar 15 sampai 20 persen, bahkan itupun tidak merata.

Selain itu, fenomena perang tarif penginapan juga mulai terjadi di Nusa Penida, terutama di wilayah Lembongan.

Kondisi inipun tidak ditampik Ketua PHRI Klungkung, Wayan Kariana, Selasa (3/5/2022). Menurut Kariana, wisatawan yang banyak datang ke Nusa Penida, merupakan wisatawan lokal. Lokal inipun dikatakan bukan dari Jakarta, melainkan warga Bali yang datang hanya melakukan kunjungan sehari dan langsung pulang, sehingga kondisi ini tidak mempengaruhi tingkat hunian penginapan di Nusa Penida.

“Okupansi (hunian) tidak seberapa. Seperti di Lembongan, baru sekitar 15 persen dan itupun tidak merata. Hanya penginapan yang berada di pinggir pantai saja yang merasakan,” ungkap Kariana.

Baca juga :  Janji Bantu Izin Garam Kusamba, Gubernur Koster Minta Pantai Karangdadi jadi Tempat Wisata

Beda halnya dengan di Nusa Gede. Tingkat hunian penginapan, baik hotel atau bungalow di sana dikatakan lebih banyak sekitar 20 persen. Apalagi banyak warga Bali yang melakukan persembahyangan di saat liburan panjang. Belum lagi di Nusa Gede sekarang juga banyak objek wisata baru yang mulai gencar dipromosikan melalui media sosial, sehingga hal ini membuat orang ingin tahu untuk mengunjunginya ketimbang ke Lembongan

Baca juga :  RSUD Klungkung Rawat 10 Pasien Covid-19 dari Luar Kabupaten

“Kalau wisatawan
mancanegara, saya kira sudah lumayan ada lagi yang berkunjung. Yang booking juga sudah ada antara Juli sampai Agustus. Tapi kebanyakan tamu Eropa yang ke Lembongan. Dulu Cina yang banyak, sekarang mereka kebanyakan day trip,” ujarnya.

Kariana juga tidak menampik fenomena perang tarif penginapan juga terjadi di Nusa Penida. Banyak hotel atau bungalow yang berada di pinggir pantai dikatakan memasang tarif murah, yakni sampai Rp300 ribu permalam. Yang mana, kondisi ini tentunya sangat berdampak terhadap penginapan yang lokasinya jauh dari pantai.

Baca juga :  Kasus APBDes Tusan Belum Ada Titik Terang, Inspektorat Kesulitan Kumpulkan SPJ

“Sekarang ada yang masih tarif sampai Rp300 ribu permalam. Padahal dulu sebelum Covid-19, memasang tarif Rp1,2 juta permalam. Jadi kasihan teman-teman yang punya penginapan jauh-jauh dari pantai karena belum merasakan,” katanya. (119)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini