
Tabanan, DenPost
Wanita berusia 19 tahun berinisial DA yang mengaku diculik dan hendak diperkosa tiga pria pada Sabtu (30/4/2022) sekitar pukul 18.00 diduga hanya rekayasa. Warga asal Pandak Gede, Kediri, Tabanan, itu berbohong lantaran dia diduga takut dimarahi keluarga karena pulang malam.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya bersama Sekda Tabanan I Gede Susila serta Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabanan ikut turun ke Polres Tabanan untuk memastikan kasus yang viral di medsos tersebut.
Sedangkan Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra, Rabu (4/5/2022), mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman, lantaran informasi kronologi kejadian yang disampaikan DA kerap berubah-bah.
Proses pemeriksaan yang dilakukan polisi sebelumnya, menurut Ranefli, DA sengaja membuat cerita bohong seperti yang beredar di medsos lantaran ingin menutupi kesalahannya. “Ada dorongan rasa takut pada DA, karena dia pulang malam sehingga takut dimarahi keluarganya. Dia membuat cerita supaya tidak disalahkan,” tegasnya.
Polres Tabanan masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap semua pihak yang disebutkan dalam pemberitaan sebelumnya. Termasuk memintai keterangan suami DA, kedua mertua DA dan keterangan saksi lain. DA diperiksa intensif di Polres Tabanan mengenai kondisi kejiwaan dan perilakunya. Pemeriksaan melibatkan tim psikolog dari Polda Bali, Kementerian Sosial serta Dinas Sosial Provinsi Bali.
Sebelumnya DA mengaku disekap oleh seorang pria yang disebut-sebut bernama Gede Amo pada Sabtu (30/4) sekitar pukul 18.00. Saat itu Gede Amo beraksi bersama temannya.
Gagal memperkosa karena korban melawan, Gede Amo dan dua temannya memukul kepala DA dengan botol bir. Setelah itu, ketiganya mengikat tangan dan kaki DA, serta menyumpal mulutnya. Setelah itu korban dibuang begitu saja di beji Pura Puseh Nyitdah, Kediri, Tabanan. (kmb)