
Semarapura, DENPOST.id
Penyakit hawar daun bakteri atau kresek belakangan ini mulai menyerang tanaman padi di Kabupaten Klungkung. Walaupun belum sampai membuat gagal panen, penyakit ini mulai membuat resah petani di sejumlah subak. Seperti yang terjadi di subak Telaga di Desa Pikat dan Subak Kusamba, Kecamatan Dawan. Kamis (2/6/2022), petugas dari Dinas Pertanian Klungkung sampai turun melakukan penyemprotan pestisida agar serangan penyakit kresek tersebut tidak meluas.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung, IB Juanida ketika dimintai konfirmasi mengatakan, serangan penyakit kresek di Klungkung persentasenya masih tergolong di bawah 10 persen. Diakuinya setiap musim tanam padi pasti ada saja yang terjangkit, namun masih ringan. Karenanya upaya penanganan dari Dinas Pertanian dikatakan masih bersifat seperti kegiatan pengendalian rutin.
“Pengendalian itu rutin tiap tahun kami lakukan. Pasti ada saja, tidak mungkin bersih sekali dalam satu musim tanam. Jadi kita berusaha merangsang petani, untuk secepat mungkin melapor dan lakukan tindakan. Kebetulan di dinas kita juga bisa bantu dalam bentuk obat,” kata Juanida.
Menurut Juanida, penyakit kresek pada tanaman padi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xantomonas Oryzae. Yang mana menyerang tanaman padi bagian daun lubang stomata yang mengakibatkan menurunnya hasil panen akibat serangan pada fase generatif sehingga pengisian gabah kurang sempurna. Gejalanya, daun berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kuning.
“Di Subak Kusamba memang ditemukan penyakit tapi tidak parah. Penyakit kresek ini memang paling sering kita temukan. Kalau terlambat ditangani memang bisa fatal, mungkin bisa sebabkan gagal panen. Tapi sejauh ini di Kabupaten Klungkung belum ada yang gagal panen karena penyakit kresek, masih bisa kita kendalikan,” ujarnya.
Selain melakukan upaya pengendalian dengan cepat, salah satu upaya yang bisa dilakukan petani untuk mencegah serangan penyakit kresek adalah dengan pemakaian bibit unggul dan pergiliran penggunaan varietas benih padi. Juanida mengatakan, sangat penting mengganti varietas benih padi selain varietas Ciherang seperti inpari 32, atau 45 yang lebih tahan terhadap penyakit kresek.
“Ada varietas tertentu yang tahan hama ini. Salah satu caranya giliran pemakaian varietas benih, itu bisa membantu potong siklus. Kalau monoton itu yang rentan. Semakin berturut-turut, maka semakin peka dia dengan hama itu. Kami harap petani mau memvariasikan varietas benih,” harapnya. (119)