
Pria bule ini benar-benar ‘’gila’’. Dia rela sendirian membersihkan sampah, khususnya sampah plastik, yang mengotori Pantai Sanur, Denpasar Selatan (Densel). Paul Gibson (73) nama aussie (orang Australia) yang nyaris tiap hari bisa kita temui di pantai berpasir putih itu. Dia mengenakan kaos oblong putih bertuliskan ‘’Jagalah Kebersihan Bali’’. Paul bukan semata-mata untuk mencari sesuatu atau sensasi, tapi aksinya memberi inspirasi dan mengajak krama Bali agar introspeksi.
PAGI-pagi, Paul membawa tongkat capit khusus untuk memungut sampah plastik yang berserakan di pasir. Kendati ada petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar yang juga membersihkan sampah tiap hari di Pantai Sanur, Paul tak mau ketinggalan. Dia lebih banyak mengumpulkan sampah plastik berukuran kecil seperti pembungkus permen, gelas palstik air mineral hingga sobekan plastik berukuran sangat kecil. Dia sangat tekun dan cermat mencapit sampah-sampah yang tidak tuntas dibersihkan petugas DKP.
Saat menelusuri pantai, Paul tak peduli atau gengsi dengan orang-orang di sekitarnya yang melihat dia memungut plastik. Dia berjalan dan berjalan mencapit sampah, lalu mencemplungkan plastik ke tas kresek yang dia bawa. Paul juga tak gentar dengan sengatan matahari, karena kemungkinan dia sudah kebal berkat delapan tahun tinggal di Pulau Dewata. Dia sudah menganggap Bali adalah kampung halaman keduanya, sehingga dia berah di sini. Aksi Paul mengumpulan sampah plastik juga banyak diberitakan di media lokal maupun nasional. Banyak wartawan yang ingin mengorek aksi Paul yang jarang dilakoni turis asing ini.
Pria kelahiran Sydney ini mengaku tak kenal lelah membersihkan sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh warga yang berwisata ke Pantai Sanur. ‘’Saya setiap hari ke Pantai Sanur membersihkan sampah seperti ini,’’ ujar Paul, sambil memperlihatkan caranya mencapit sampah untuk dimasukkan ke tas kresek.
Sampah-sampah yang dia peroleh itu kemudian ditaruh di Restoran Segara, Sanur, untuk diangkut petugas ke truk bersama sampah lainnya. Menurut pria yang masih lajang, walau telah berusia 73 tahun ini, sampah-sampah plastik sangat mengganggu lingkungan hidup dan merusak citra pariwisata. Ikan-ikan dan penyu pun bisa mati setelah memakan plastik.
Dia mengaku bahwa Bali pulau yang sangat indah dan tak ada duanya di dunia. Untuk itu Paul mengimbau agar semua warga menjaga pulau ini dari sampah-sampah, khususnya sampah plastik. Dia juga mengajak masyarakat agar bahu-membahu menjaga lingkungan agar Bali tetap bersih dan sehat. ‘’Sampah tidak bagus bagi ekonomi dan tidak bagus untuk pariwisata,’’ tegasnya dengan bahasa Inggris bercampur bahasa Indonesia.
Paul menambahkan banyak pula turis berkomentar di media sosial (medsos) bahwa Bali kotor. Karenanya, dia bergerak sendirian berdasarkan kesadaran untuk membersihkan plastik di pantai. Aksi sosialnya ini bukanlah semata-mata untuk memperoleh sesuatu atau sensasi, namun atas kesadaran diri semata.
Jika turis asing saja peduli dengan lingkungan kita, lalu kita kapan juga peduli dengan tanah kelahiran kita? (yad)