Bangli, DENPOST.id
Tanaman cabai di Kabupaten Bangli, belakangan ini diserang penyakit antrak dan kriting daun. Akibatnya, produksi cabai yang dihasilkan dari pohonnya tersebut, merosot hingga 70 persen.
Ni Wayan Sani, salah seorang petani cabai, Selasa (7/9/2022), menyebutkan ganasnya serangan penyakit ini disebabkan cuaca eskstrim yang terjadi belakangan ini. “Kami telah melakuan berbagai upaya pengobatan, namun tidak mempan. Sekarang kita hanya bisa pasrah dan kerugian hingga jutaan rupiah telah ada dipelupuk mata,” akunya.
Lebih lanjut Sani menuturkan bila tanaman cabai terserang antrak, maka buah cabai yang saat tengah siap panen akan membusuk dan rontok. Sementara penyakit kriting daun mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan sulit berproduksi. “Penyakit ini memang kerap mengancam tanaman cabai sebagai dampak cuaca yang tidak menentu, seperti yang terjadi belakangan ini,” ucapnya.
Diakui akibat serangan penyakit ini, petani dipastikan bakal merugi. Pasalnya, saat produksi cabai turun hingga 70 persen. Jadi, meski harga alami kenaikan di pasaran kemungkinan tidak akan bisa menutupi biaya produksi. “Kejadian seperti ini memang sering kami alami,” bebernya.
Disinggung harga cabai di tingkat petani, jelasnya, saat ini harga jual cabai di petani menembus harga Rp30 ribu per kilonya. Sementara produksi cabai di kebunnya hanya berkisar 10 kilogram saja. “Kalau biasanya dalam lahan ini saya bisa mendapatkan hasil 50 kilo gram sekali panen. Hasilnya jauh merosot,” ujarnya. (128)