Negara, DENPOST.id
Jenasah seorang pelajar SMA, I Putu Widya Margareta (17) dari Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, yang hilang saat banjir bandang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Bilukpoh, Kecamatan Mendoyo, ditemukan di tumpukan sampah dan kayu-kayu di Pantai Delod Berawah, Mendoyo, Jembrana, Selasa (18/10/2022).
Perbekel Penyaringan, Made Dresta yang ditemui di Pantai Delod Berawah membenarkan jenasah yang ditemukan warga ketika membersihkan sampah di pantai adalah jenasah korban banjir bandang.
Setelah diidentifikasi, kemudian korban dibawa ke rumah duka.
Sementara hilangnya korban membuat seluruh keluarga merasa terpukul. Tidak terkecuali sang ibu yang sempat memimpikan anak pertamanya itu, sebelum kejadian naas tersebut terjadi. Bahkan korban dikenal sebagai anak yang rajin dan penurut.
Sebelum terjadinya peristiwa tersebut, orang tua korban sempat bermimpi buruk hingga beberapa kali seekor burung gagak beterbangan di sekitar rumahnya. Ibu kandung korban, Ni Made Astini (40) menjelaskan sebelum kejadian hilangnya korban, dirinya sempat bermimpi buruk dan menganggap itu, hanya bunga tidur saja.
Tiga hari sebelum kejadian, dia memgaku sempat bermimpi bahwa anaknya diambil dua orang laki-laki, namun di dalam mimpi itu dia berusaha mengambil kembali anaknya dan membawa pulang. Astini juga mengatakan tidak ada firasat apapun mengenai kejadian tersebut.
Sementara ayah kandung korban, I Made Eka Astama menjelaskan kejadian terjadi, Senin (17/10/2022) sekitar pukul 02.20 Wita, dirinya bersama korban hendak berangkat menuju Pasar Adat Lelateng untuk berjualan sayuran (gonda). Namun, karena akses jalan utama ditutup akibat banjir bandang, sehingga menggunakan jalur alternatif di jembatan penghubung antara Banjar Anyar Kaja, dengan Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan.
Sebelum berangkat, anaknya sempat menunjukkan kondisi jembatan Bilukpoh yang ditutup akibat banjir bandang dan disarankan olehnya lewat utara (jalan alternatif). “Sampai di jembatan itu, dia suruh anaknya turun mengecek apakah bisa dilewati. Dengan posisi tangan kanan memegang HP untuk senter dan kiri memegang payung, tiba-tiba lampu senter HP anak saya mati dan anak saya sudah tidak ada, sudah terseret arus sungai,” papar Astama.
Akibat peristiwa itu, lanjut Astama, dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang ada di sekitar jembatan Tukad Bilukpoh untuk meminta bantuan. Kemudian pencarian dilakukan oleh tim gabungan. (120)