Dokter Bagus Pameran Bersama Enam Pelukis di Tangerang

dokterku
PAMERAN - Dokter Bagus Darmayasa (No.3 dari kiri) bersama pelukis lainnya saat pembukaan pameran di Imperial Klub Golf, Lippo Karawaci, Tangerang, Jabar, dengan tajuk ‘’Vartcine 1’’ pada Minggu (23/10/2022). (DenPost.id/ist)

PANDEMI covid-19 rupanya benar-benar mengubah pola kehidupan kita dari berbagai macam aspek. Situasi saat ini membuat kita harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga banyak aktivitas di luar kita yang dibatasi seperti tak bisa bekerja atau sekolah seperti biasa, berkumpul bersama teman-teman, dan pergi berekreasi.

Kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya kejelasan kapan situasi ini berakhir? Hal ini tentu berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang. Untuk menjaga kesehatan mental, banyak orang mencoba cara-cara kreatif agar mereka mengisi waktu selama di rumah saja misalnya dengan memasak, membaca buku, menonton film, berolahraga, termasuk membuat karya seni. Aktivitas terakhir ini pula dilakoni dr.Bagus Darmayasa, baik sebelum, saat pandemi, maupun pascapandemi.

Baca juga :  Pamerkan Lukisan di FK Unud, Dokter Bagus Termotivasi Istri Tercinta

Bahkan rutinitas Dirut Rumah Sakit Puri Raharja (RSPR) Denpasar ini nyaris terbagi antara tugas-tugas kantor dengan melukis. Selain melukis berbagai objek, dr.Bagus—sapaan akrabnya– juga banyak melukis wajah. Lukisan-lukisan itu kemudian dihadiahkan ke kerabat atau koleganya. Kegiatan terbaru, dr.Bagus berpameran di Imperial Klub Golf, Lippo Karawaci, Tangerang, Jabar, dengan tajuk ‘’Vartcine 1’’ sejak Minggu (23/10) hingga Minggu (6/11) mendatang. Pelukis yang diajak pemeran yakni Nyoman Sujana (Kenyem), Made Astawa (Dollar), Wayan Suastama, Ketut Suasana (Kabul), Ni Wayan Sutariani, dan Raisa.

‘’Aktivitas seni bukanlah hanya kegiatan untuk mengisi waktu luang, melainkan juga punya dampak secara psikologis bagi yang melakukannya. Kegiatan seni yang dilakukan oleh kebanyakan orang biasanya ditujukan untuk wadah ekspresi diri,’’ ujar dr.Bagus, Senin (24/10) kemarin.

Menurutnya, ketertarikan kita dalam melakukan kegiatan seni tersebut digerakkan oleh dorongan-dorongan bawah sadar sehingga tersalurkan dengan tepat dan membuat diri lebih nyaman. Berdasarkan riset-riset ilmiah, seni merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang. ‘’Karena itu, seni sering juga digunakan sebagai media untuk melakukan terapi psikologis yang lebih sering dikenal sebagai art therapy,’’ tegas pria asal Pesinggahan, Klungkung ini.

Baca juga :  Dukung Penanggulangan Covid-19, Agung Suyoga Sumbangkan Pendapatan Selaku Anggota Dewan

Art therapy merupakan kombinasi antara teknik-teknik terapi psikologis dengan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan mental serta kesejahteraan seseorang. Tujuannya memanfaatkan proses kreatif untuk membantu seseorang mengeksplorasi diri, sehingga membantu orang tersebut dalam menghadapi permasalahan. Jadi, tambah dr.Bagus, kita tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan seni untuk terlibat dalam terapi ini, namun bisa dilakukan oleh siapa saja dan segala usia. Teknik-teknik yang biasa digunakan seperti menggambar, melukis, mewarnai, memahat, membuat kolase, atau menari. Selagi mengerjakan suatu karya seni, kita menganalisis apa yang telah dikerjakan dan bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan tersebut. Melalui seni, kita dapat melihat konflik dalam diri yang dialami sehingga mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku. ‘’Yang sangat menarik bahwa dokter bisa menjadi anggota seni Indonesia, tapi seniman tidak bisa jadi anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI),’’ tambahnya.

Baca juga :  Anom Gumanti Ajak Warga Mandiri Perangi Covid-19

Menarik memang apa yang disampaikan dokter yang satu ini, karena tak semua dokter bisa menekuni seni. Profesi yang langka memang dimiliki dr.Bagus. (yad)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini